Sabtu 18 Jul 2015 12:11 WIB

Gotong Royong Cara Hindari Konflik Antar Desa

Rep: C27/ Red: Julkifli Marbun
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar.
Foto: Ist
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar, sikap gotong royong dinilai bisa menghindari konflik antar desa. Gotong royong merupakan cara paling sederhana menumbuhkan solidaritas bersama antar desa satu dengan desa lainnya.

"Tidak hanya terbangun di satu desa saja, tapi perlu melibatkan juga warga desa lainnya. Misalnya infrastruktur desa, ajak warga antar desa untuk bersama-bersama terlibat. Dari sini, akan terjadi komunikasi penting antar warga," ujar Menteri Marwan melalui siaran pers yang diterima Republika, Sabtu (18/7).

Ia menjelaskan, persoalan konflik memang menjadi masalah bersama dari pemerintah pusat hingga tingkat daerah, tapi yang terpenting justru ada di jajaran provinsi hingga desa. Alasannya karena tingkat provinsi hingga desa lebih mengetahui karakter masyarkat.

Contoh paling mudah dari sikap gotong royong  adalah saling membantu dalam membangun tempat ibadah. Ia meminta aparat kecamatan sebagai fasilitator penghubung antar desa satu dan desa lain untuk ikut terlibat.

"Jangan dilihat dari perbedaan agamanya, yang paling terpenting ada tatap muka antar warga dan desa terjadi. Maka dengan cara ini konflik bisa diminimalisir," ujarnya.

Menteri Marwan menjelaskan bahwa dengan tradisi gotong royong tersebut sesama warga antar desa akan sama-sama saling memiliki. Menurutnya, hal tersebut memang sederhana, tapi sangat penting dan tidak ternilai harganya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement