REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Padang memperkirakan selama ini terjadi kebocoran air di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Padang hingga mencapai 30 persen.
Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah menuturkan kebocoran tersebut sangat merugikan perusahaan dan masyarakat. Tingkat kebocoran yang terbilang tinggi mengurangi pendapatan perusahaan. Selain itu, menyebabkan potensi penyediaan air kepada masyarakat berkurang.
"Padahal kalau tidak sebesar itu, bisa meningkatkan penyediaan air kepada masyarakat dan meningkatkan pendapatan," kata dia di Padang, Kamis (16/7).
Direktur Utama PDAM Padang, Muswendry mengatakan prioritas pertama manajemen adalah mengevaluasi dan melakukan pengecekan untuk melihat langkah apa yang harus dilakukan selanjutnya.
"Kami akan lakukan pengecekan terlebih dahulu dan evaluasi, setelahnya baru bisa ditentukan langkah apa yang ditempuh," ujar Muswendry.
Ia menambahkan, saat ini manajemen akan berfokus membenahi dan menata internal PDAM Padang. Menurut dia, kinerja optimal dapat tercapai bila persoalan internal terselesaikan.