REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Gunung Api Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), Kamis I(16/7) sekitar pukul 09.58 Wita erupsi dengan mengeluarkan asap bercampur abu vulkanik setinggi 1.500 meter dari kawah.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama, Darno Lamane di Ternate, Kamis, mengatakan Gunung Gamalama mulai menunjukkan aktivitas peningkatan vulkanik sejak Rabu kemarin ditandai dengan meningkatnya aktivitas kegempaan, misalnya gempa hembusan yang mencapai 90 kali.
"Status gunung setinggi 1.700 meter dari permukaan laut tersebut kini masih berstatus waspada level II dan petugas pengamatan Gunung Gamalama masih terus melakukan pemantauan terhadap aktivitas vulkanik gunung itu untuk menentukan apakah statusnya akan dinaikkan menjadi siaga atau tidak," kata Darno, Kamis (16/7).
Dia mengatakan peningkatan status masih dipantau secara visual dan kegempaan. Sejauh ini, masih terjadi letusan freatik dengan mengeluarkan asap disertai abu vulkanik yang mengarah ke arah utara dan barat laut.
Darno mengatakan, pasca erupsi Gunung Gamalama tersebut, pihaknya telah mengeluarkan larangan kepada masyarakat untuk beraktivitas minimal radius 1,5 km dari puncak gunung. Selain itu juga telah mengeluarkan rekomendasi ke instansi terkait.
Masyarakat di Kota Ternate diimbau untuk tetap tenang dan jangan mudah percaya dengan berbagai informasi mengenai perkembangan Gunung Gamalama, kecuali informasi yang resmi dikeluarkan oleh pihak Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama dan pemkot setempat.
Sementara itu, aktivitas di Bandara Babullah Ternate tetap normal dan tidak terpengaruh dengan adanya erupsi Gunung Gamalama.