REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Sebanyak 520 unit separator jalan dipasang di jalan raya Ngantru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mengantisipasi potensi kemacetan lalu lintas selama fase puncak arus mudik maupun balik Lebaran pada H-2 hingga H+4 Idul Fitri 1436 Hijriah.
"Pemasangan sudah mulai sejak kemarin (Senin 13/7) dilanjutkan hari ini," terang Kepala Dishubkominfo Tulungagung Maryani di Tulungagung, Selasa.
Ia menjelaskan, pemasangan separator di jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Tulungagung dengan Kediri dan Blitar itu bertujuan untuk membagi dua lajur arus kendaraan yang bergerak berlawanan arah. Selain itu, lanjut Maryani, separator berfungsi untuk membantu upaya rekayasa arus lalu lintas.
"Dengan separator ini, titik putar atau belok kendaraan dari Tulungagung ke Blitar maupun Blitar ke Kediri melalui pertigaan Ngantru bisa dialihkan ke jalur alternatif," jelasnya.
Maryani menjelaskan, rekayasa arus lalu lintas dilakukan untuk menghindari penumpukan kendaraan di simpang tiga Jembatan Ngantru yang sempit.
Kendaraan dari arah Tulungagung ke Blitar untuk berbelok ke kanan yang berpotensi memotong arus lalu lintas dari Kediri ke Tulungagung yang memiliki arah lurus, dengan demikian harus mengambil rute putar balik yang disediakan pada radius satu kilometer dari titik simpang tiga Ngantru.
"Di titik putar ini, risiko kemacetan bisa dikurangi karena masih ada median jalan tambahan (berm) yang bisa dilalui kendaraan yang bergerak satu arah sementara kendaraan lain melakukan manuver putar balik. Hal ini tidak bisa dilakukan di simpang Ngantru karena akses jalan di sana menyempit," terang Maryani.
Selain di jalan raya Ngantru, lanjut Maryani, skenario rekayasa arus lalu lintas serta pemasangan separator juga dilakukan di pertigaan Kalangbret dan pusat kota Kecamatan Bandung yang keduanya menghubungkan langsung dengan Kabupaten Trenggalek.
"Tiga titik rawan macet itu kami antisipasi sejak awal. Di jalan raya Kalangbret arus kami arahkan ke utara agar kendaraan tidak menumpuk di pusat kota," jelasnya.