REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabidokkes Polda Metro Jaya, Kombes Pol Musyafak mengatakan, korban tewas akibat ledakan berujung kebakaran di PT Mandom Indonesia, Cibitung bertambah satu. Korban yang diketahui bernama Febriyani (21 tahun), menghembuskan nafas terakhirnya, Ahad (12/7) pagi.
Musyafak mengatakan, kondisi Febriayani memang sudah kritis sejak pertama kali dilarikan ke rumah sakit. Sempat sebelumnya dievakuasi di RS Mitra Keluarga Bekasi Timur, Febriyani dirujuk kembali ke RS Pusat Pertamina, Sabtu (11/7). Perpindahan ini disebabkan, di RSPP memiliki bangsal yang khusus menangani luka bakar tingkat lanjut.
"Luka bakarnya mencapai tujuh puluh persen, sejak pertama langsung masuk ICU, namun kondisinya semakin menurun. Hingga menembuskan nafas terakhir pada Ahad kemarin," ujar Musyafak, Selasa (14/7).
Total korban jiwa akibat kebakaran tersebut berjumlah enam orang. Berbeda dengan Febriani, lima korban tewas tak sempat tertolong sama sekali. Bahkan kepolisian masih harus melakukan serangkaian tes DNA untuk mendeteksi identitas korban tewas.
Musyafak mengatakan, kelima korban tewas sebelumnya kondisinya sangat parah. Bahkan, sudah tak berbentuk utuh lagi sehingga kepolisian sulit mendeteksi siapa korban tersebut. Akhirnya, lima keluarga yang melaporkan anaknya yang tak kunjung ada kabar pascakejadian diambil sample DNA-nya.
Sample tersebut diuji di Puslabfor Mabes Polri pada Senin (13/7). Tes DNA ini disebut Musyafak bisa selesai dalam waktu kurun tiga hari. Nantinya, setelah tes DNA keluar, barulah bisa dipastikan identitas kelima korban tewas tersebut.