Senin 13 Jul 2015 11:02 WIB

Masyarakat Disarankan tak Belanja Berlebihan Sambut Lebaran

 Pedagang Kue Lebaran Bermunculan. Pembeli memilih kue kering di Pasar Palmerah, Jakarta, Kamis (9/7).
Foto: Republika/ Wihdan
Pedagang Kue Lebaran Bermunculan. Pembeli memilih kue kering di Pasar Palmerah, Jakarta, Kamis (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Lembaga Konsumen Yogyakarta menyarankan masyarakat tidak berbelanja berlebihan untuk memenuhi kebutuhan menjelang momentum perayaan Lebaran 2015.

"Kami menyarankan masyarakat membeli sesuai dengan kebutuhan, sewajarnya," kata Ketua Lembaga Konsumen Yogyakarta (LKY) Saktya Rini Hastuti di Yogyakarta, Senin (13/7).

Menurut dia, mendekati hari-hari besar keagamaan, selain berlebihan dalam berbelanja, masyarakat sering kali kurang memperhatikan kualitas makanan yang dibeli. Kondisi demikian, kata dia, kerap dimanfaatkan oleh produsen tidak bertanggung jawab dengan menjual produk yang tidak layak konsumsi, atau menjual produk dengan harga di luar batas kewajaran.

"Dari survei di lapangan banyak produk makanan yang sudah kadaluwarsa, tidak menginformasikan komposisi, serta tidak menyebutkan produsennya," kata dia.

Oleh sebab itu, kata dia, apabila masyarakat menemukan produk yang tidak layak konsumsi, masyarakat disarankan langsung meminta keterangan produsen atau distributor, serta menyebarkan informasi tersebut kepada konsumen lainnya. "Jangan berpikir untuk diri sendiri dalam mencermati makanan, namun juga harus memiliki dorongan untuk mengedukasi konsumen lainnya. Jika membeli makanan tak layak konsumsi, kerugian pribadi mungkin kecil, tapi kemudian akan lebih memprihatinkan apabila banyak orang yang tertipu," kata dia.

LKY juga meminta agar saat mendekati Lebaran, pemerintah lebih intensif dalam memberikan pengawasan peredaran makanan sehingga produk-produk yang sudah tidak layak konsumsi tidak beredar di kalangan masyarakat.

Sementara itu, kepala Balai Besar Pemeriksaan Obat dan Makanan Daerah Istimewa Yogyakarta (BBPOM DIY), I Gusti Ayu Aryapatni berharap masyarakat tidak mudah tergiur oleh diskon produk makanan yang ditawarkan oleh toko maupun swalayan. "Masyarakat harus lebih cerdas untuk memilih produk untuk dikonsumsi," kata dia.

Menurut dia, produk yang dijual dengan memberikan diskon atau potongan harga, bisa saja merupakan produk yang telah rusak, kedaluwarsa, atau menggunakan bahan berbahaya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement