REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari sosok almarhum Irfan Hamka. Editor Senior Penerbit Republika, M. Iqbal Santosa mengungkapkan, Irfan Hamka selalu menulis dengan berpegang pada fakta dan logika yang benar.
“Mungkin ini ajaran dari Buya Hamka. Ketika menulis, beliau selalu berpegang pada fakta. Apa yang beliau tuliskan berpegang pada logika yang benar,” kata Iqbal kepada Republika.co.id, Sabtu (11/7).
Perkenalan Iqbal dengan Irfan Hamka terjalin sejak 2012 silam. Ketika itu, Irfan Hamka mengajukan naskah biografi 'Ayah' ke Penerbit Republika, yang kemudian terbit pada 2013. Sejak itu, Iqbal cukup intens menemani Irfan Hamka untuk sekedar mengurus buku atau berbincang-bincang.
Iqbal mengisahkan, Irfan Hamka selalu berhati-hati dalam menuliskan sebuah fakta. Untuk membuktikan kebenaran satu fakta, dia harus mendatangi orang yang terlibat langsung dalam peristiwa yang ingin diceritakan. Mantan wartawan Panjimas ini datang kepada orang yang bersangkutan, kemudian bertanya langsung.
Iqbal menambahkan, sampai ke luar kota pun beliau lakukan untuk memverifikasi fakta yang akan beliau tulis. Meskipun ingat, Irfan selalu mendukung ingatannya dengan fakta-fakta dari orang lain. Putra Buya Hamka ini juga dikenal sangat detail.
“Yang juga saya ingat dari beliau adalah jangan pernah berhenti melakukan sesuatu yang bermanfaat. Jangan pernah berhenti untuk berkarya, sesuai dengan apa yang kita mampu,” tegas Iqbal.
Karena kemampuan Irfan Hamka di bidang tulis menulis, lanjut Iqbal, hal itu terus dilakukan sampai hari-hari terakhir. Sampai meninggalnya, Irfan Hamka konon masih merampungkan sekuel Ayah II, yang merupakan kelanjutan dari buku biografi Ayah (2013).