Jumat 10 Jul 2015 22:06 WIB

AP Ngurah Rai Perpanjang Penutupan Bandara

Ribuan warga negara asing antre mendapatkan informasi keberangkatan penerbangannya setelah adanya penutupan semua penerbangan di Terminal Internasional Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Jumat (10/7). (Antara/Nyoman Budhiana)
Ribuan warga negara asing antre mendapatkan informasi keberangkatan penerbangannya setelah adanya penutupan semua penerbangan di Terminal Internasional Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Jumat (10/7). (Antara/Nyoman Budhiana)

REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- PT Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, memperpanjang penutupan bandara setempat hingga esok sekitar pukul 12.00 Wita.

"Melihat kondisi erupsi Gunung Raung yang semakin tinggi, penutupan bandara kami perpanjang hingga Sabtu (11/7) pukul 12.00 siang," kata Co-General Manager PT Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, I Gusti Ngurah Ardita di Kuta, Kabupaten Badung, Jumat (10/7) malam.

Pihak regulator sendiri, kata dia, telah menerbitkan "Notice to Airmen" atau pemberitahuan kepada personel penerbangan di dunia dengan nomor A1419/15.

Pascaerupsi Gunung Raung di Jawa Timur yang terjadi beberapa hari lalu dan semakin memburuk hingga berdampak kepada jalur penerbangan menuju Denpasar, Bali, menyebabkan penerbangan terganggu.

Sebanyak 160 jadwal penerbangan domestik dan 117 penerbangan internasional dibatalkan akibat semburan debu vulkanik yang terdampak hingga mencapai Pulau Dewata.

Namun dari pengamatan di bandara setempat, masih terlihat sejumlah calon penumpang yang berdatangan ke salah satu bandara tersibuk di Tanah Air itu.

Meski demikian kondisinya tidak seperti Jumat pagi dengan pemandangan penumpukan ribuan penumpang baik domestik maupun internasional.

Penumpukan terjadi karena para calon penumpang itu menunggu bus jemputan yang akan membawa mereka kembali ke sejumlah hotel.

Sebelumnya penutupan bandara telah dilakukan sejak Kamis (9/7) sekitar pukul 23.30 Wita dan mengalami dua kali perpanjangan penutupan yakni pada pukul 06.30 dan 09.30 Wita.

Namun karena kondisi semakin memburuk dengan ketinggian abu vulkanik mencapai 17 ribu hingga 22 ribu kaki, pihak regulator tidak mau mengambil risiko tinggi dan memutuskan untuk menutup bandara hingga diperkirakan dalam kondisi aman.

Pertimbangan tersebut atas dasar dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika dan Volcanic Ash Advisory Center di Darwin, Australia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement