Jumat 10 Jul 2015 17:28 WIB

Isyana Bagoes Oka Ajak Masyarakat Cegah Kekerasan Anak

Kekerasan anak
Foto: myhealing.wordpress.com
Kekerasan anak

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Mantan presenter yang kini menjadi politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Isyana Bagoes Oka, mengaku prihatin dengan maraknya kekerasan terhadap anak. Hasil pantauan KPAI menunjukkan, sejak 2011 kasus kekerasan pada anak terus meningkat. Jika tahun 2011 ada 2.178 kasus, tahun 2012 naik menjadi 3.512 kasus, tahun 2013 naik menjadi 4311 kasus,tahun 2014 naik hingga 5.066 kasus.

"Semua pihak termasuk masyarakat harus terlibat untuk mengatasi hal ini. Jangan malu bersuara jika merasa ada anak yang mendapat perlakuan mencurigakan," kata Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini di akun twitter-nya @IsyanaBagoesOka, Kamis (10/7).

Isyana mengatakan peran masyarakat harus dimulai dari diri sendiri. Cegah atau laporkan jika melihat tindak kekerasan pada anak. Dia mencontohkan langkah tetangga GT, anak yang diduga digergaji ibunya. "Tetanggalah yang mengadukan kasus ini ke KPAI," ujarnya.

Menurut Isyana, memang masyarakat perkotaan cenderung enggan ikut campur dengan masalah pribadi orang lain. "Tapi jika keselamatan seorang anak menjadi taruhannya, sudah barang tentu kita perlu melakukan sesuatu," katanya.

Tak hanya masyarakat, menurut Isyana peran besar pemerintah tentu amat dinanti agar tahun 2015 ini kasus kekerasan pada anak tidak terus bertambah. "Yang jelas, di tengah berita-berita suram soal anak, pasti masih banyak harapan," ujarnya.

Isyana mengatakan sebagai orang tua dia sadar tidak ada orang tua yang sempurna. Marah dan tidak sabar pada anak pasti pernah dialami setiap orang tua, tapi menganiaya anak hingga menggergaji, menurut Isyana benar-benar tak masuk di akal. "Orang tua seharusnya memberi kasih sayang dan bimbingan kepada anak, bukan justru menyakitinya," tulis Isyana.

Menurut dia, orang tua juga harus terus dan terus belajar untuk mendidik anak sesuai karakter masing-masing anak. Ini memang tanggung jawab besar yang harus dijalani orang tua yang kadang memiliki beban kehidupan lain. "Himpitan ekonomi misalnya, yang bisa membuat orang tua depresi. Tapi jangan sampai berbagai permasalahan yang dihadapi orangtua, dilampiaskan pada anak," ujarnya..

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement