Kamis 09 Jul 2015 12:34 WIB

Halau Daging Sapi Oplosan, Kementan Perketat Pengawasan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Hazliansyah
Pekerja melakukan pemotongan daging sapi di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) milik PT Berdikari (Persero), di Desa Gandasari, Kecamatan Cibitung Barat, Bekasi, Jawa Barat (8/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja melakukan pemotongan daging sapi di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) milik PT Berdikari (Persero), di Desa Gandasari, Kecamatan Cibitung Barat, Bekasi, Jawa Barat (8/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan meningkatkan pengawasan terhadap peredaran daging sapi di pasar jelang lebaran. Hal tersebut guna menghalau keberadaan daging sapi oplosan beredar hingga merugikan konsumen.

"Sejak dua pekan lalu pengawasan kita perketat, semua dinas di daerah turun ke lapangan, mengambil sampling, memeriksa dan mengevakuasi daging-daging bermasalah," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Muladno ketika dihubungi, Kamis (9/7).

Hasilnya sejumlah kasus daging sapi bermasalah ditemukan, terutama daging sapi yang dioplos dengan daging celeng. Laporan yang masuk diantaranya dari daerah Jawa Timur. Daging tersebut kemungkinan sudah masuk Jakarta dan telah ditangani.

"Celengnya dari Sumatera, jelang lebaran memang kasusnya makin meningkat," kata dia.

Selain itu, kasus daging sapi gelonggongan juga makin diawasi. Di mana ditemukan daging-daging yang cepat busuk, dan sapi yang "mabuk" karena terlalu banyak dimasukkan air.

Ia pun mengungkapkan kesulitan terbesar dalam menindak pelaku penggelonggong sapi. Yang sering terjadi adalah ketika produk sapi telah beredar di pasar dan telanjur bermasalah. Padahal akan lebih efektif apabila dilakukan pencegahan penggelonggongan sapi dengan menangkap basah pelakunya.

"Kalau sudah jadi gelonggongan, secara hukum sulit dibuktikan karena air meresap ke daging, maka harusnya kita bisa menangkap basah pelaku, ini yang sulit," ujarnya.

Karena itu ia meminta bantuan masyarakat dan konsumen untuk turut serta membantu pengawasan. Misalnya dengan melaporkan jika melihat praktik penggemukan sapi secara tidak wajar. Nantinya, pemerintah akan segera menindaklanjuti.

Selain itu, pemerintah juga akan memberikan pemahaman kepada para jagal agar turut membantu menjaga kualitas daging yang disembelihnya. Agar ketika sampai di masyarakat, standar aman, sehat, utuh dan halal alias ASUH dapat terpenuhi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement