REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Warga Desa Ngaren, Kecamatan Juwangi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mulai kesulitan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari pada musim kemarau seperti saat ini.
Sejumlah warga di Desa Ngaren Boyolali, Rabu (8/7), mengatakan warga sudah sepekan ini kesulitan air bersih.
Mereka harus mendatangi sumber air di dalam hutan yang berjarak satu kilometer dari permukiman penduduk.
Menurut Kepala Desa Ngaren Edi Suyatman, warga kurang mampu sudah mulai membeli air bersih eceran mobil tangki keliling yang dijual setiap jeriken isi 30 liter seharga Rp 2.500.
"Akibat dampak musim kemarau saat ini, warga sudah mulai kekuarang air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dan minum ternaknya," katanya.
Menurut dia, sejumlah warga memang masih memnafaatkan sumber air di kawasan hutan milik Perhutani, tetapi mereka harus menempuh jarak yang cukup jauh dari pemukiman.
Namun, warga yang mampu membeli air bersih satu mobil tangki milik swasta seharga sekitar Rp 200 ribu, sedangkan yang tidak mampu terpaksa membeli eceran.
Kendati demikian, pihaknya sudah melaporkan kasus kekeringan yang dirasakan warga tersebut ke pemerintah kecamatan untuk mengajukan bantuan air bersih di Pemerintah Kabupaten Boyolali.
"Jaringan air PDAM pelayanan sebenarnya sudah masuk di desa ini, tetapi baru di Dukuh Kedungjati yang mendapatkan saluran itu," katanya.
Menurut dia, jumlah warga di Desa Ngaren seluruhnya mencapai 2.645 jiwa dan pihaknya berharap segera ada bantuan distribusi air bersih dari pemerintah daerah setempat.
Bahkan, bencana kekeringan juga melanda Boyolali bagian selatan atau lereng Gunung Merapi tepatnya di Desa Jemowo Kecamatan Musuk, sejumlah warga kekurangan air bersih.
Menurut Kades Jemowo Untung Widodo, warganya sudah mulai terjadi kelangkaan air bersih sehingga mereka harus berantrean di sumber air dekat sungai desa setempat. Namun, mata air itu keluarnya sudah jauh berkurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan warga. "Warga kini lebih hemat penggunaan air bersih untuk kebutuhan masak, mandi dan minum ternaknya," katanya.
Warga sudah banyak yang membeli air bersih setiap mobil tangki kapasitas 6.000 liter ke Jemowo harganya Rp 200 ribu. Kami sudah membeli dua tangki air bersih selama Juli ini.
Bahkan, harga air bersih jika jarak kirimnya lebih jauh dan medannya sulit di lereng Merapi harganya akan lebih mahal yakni sekitar Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu per tangki. "Harga satu tangki air bersih di Desa Sangup atau letaknya di atas Jemowo bisa mencapai Rp 250 ribu," katanya.