REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan maju kembali dalam perebutan kursi "Surya-1" alias orang nomor satu di Surabaya. Deklarasi pencalonan Risma dan pasangannya, Whisnu Sakti Buana dilakukan di Surabaya, Rabu (8/7).
Mencalonkan diri menjadi Wali Kota, Risma secara otomatis harus tunduk pada ketentuan terbaru UU 1/2015 tentang Pilkada, bahwa calon kepala daerah harus melepaskan status PNS. Karena itu, dalam kesempatan tersebut, Risma membocorkan bahwa ia sebenarnya telah mengundurkan diri jadi PNS.
"Aku udah pensiun lama (dari PNS). Saya rasa itulah yang terbaik. Aku juga pengen di swasta," ujar Risma dengan wajah semringah.
Berbicara kepada wartawan, Risma mengaku mengemban amanah berat dengan pencalonan ini. "Ini berat, kalau saya terpilih saya harus menanggung 3,2 juta jiwa. Ini berat sekali," ujar Risma.
Ditanya visi kepemimpinannya jika terpilih kembali, Risma menyampaikan, isu kesejahteraan akan tetap menjadi fokusnya. "Saya tetap berorientrasi kesejahteraan. Jangan sampai banyak orang datang ke Surabaya karena Surabaya jadi lebih baik, tapi warga jadi penonton. Itu kenapa saya banyak turun ke masyarakat, ngompori mereka," kata Risma.
Meski sudah resmi menjadi kader PDIP, yang dibuktikan secara simbolik dengan penyerahan kartu tanda anggota, Risma mengaku tidak banyak mengerti urusan partai. Termasuk ketika ditanya soal isu koalisi.
"Itu urusan partai, aku nggak ngerti ngomong itu. Wes to, Rek. Aku ga ngerti," ujar Risma seraya tertawa dan meniggalkan wartawan.