Rabu 08 Jul 2015 19:37 WIB
Pembalut Klorin

Pembalut Klorin, Menkes: Semua Merek itu Oke

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ilham
Pembalut Wanita (Ilustrasi)
Foto: Google
Pembalut Wanita (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes), Nila F Moeloek menyatakan, bukan klorin yang membahayakan pembalut dan pantyliner wanita melainkan senyawa dioksin. Menurut dia, klorin tidak menjadi penyebab penyakit kanker. Sementara dioksin bisa mempengaruhi beberapa organ dan sistem tubuh setelah masuk ke tubuh melalui proses penguapan.

“Zat Dioksin akan dilepaskan melalui proses penguapan dengan suhu sangat tinggi, yaitu 446,5 derajat celcius. Jadi, bagaimana dioksin bisa menguap (dalam pemakaian pembalut dan pantyliner),” katanya di Jakarta, Rabu (8/7).

Nila juga membantah temuan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengenai sembilan merek pembalut dan tujuh merek pantyliner mengandung klorin. “Berdasarkan data kami, semua merek itu sudah memiliki izin edar. Berarti oke dong,” katanya.

Pihaknya juga mengaku terus mengawasi produk-produk tersebut. Apabila ditemukan produk yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan pihaknya maka mereka akan menarik produk tersebut dari pasaran. Produsen juga harus melakukan recall. Untuk itu, ia meminta wartawan dan media mengenai hal ini supaya mengeceknya terlebih dahulu.

Ia khawatir berita seperti ini bisa membuat produsen pembalut dan pantyliner menderita kerugian. Akibatnya, ekonomi bangsa ikut terganggu. Ia juga khawatir, jika pembalut dan pantyliner ditiadakan, para kaum hawa memakai handuk dan popok saat menstruasi, persis seperti zaman dulu. Belum lagi risiko jika terpaksa memakai handuk yang kemudian dicuci ternyata masih kotor.

 

“Sebenarnya, kesehatan dimulai dari diri sendiri. Begitu diri berperilaku hidup sehat, saya kira tidak ada orang sakit dan dokter segera pensiun,” katanya.

Sebelumnya, YLKI melakukan uji sampel pembalut dan pantyliner semua merek yang dipakai perempuan di Tanah Air. Hasilnya, semua merek pembalut dan pantyliner ini menggunakan bahan kimiawi Klor yang digunakan sebagai pemutih kertas dan pakaian.

Peneliti YLKI Arum Dinta mengatakan, sampel sembilan merek pembalut dan tujuh merek pantyliner dikumpulkan pihaknya. “Hasilnya, semua merek pembalut dan pantyliner mengandung klorin. Hanya kadarnya berbeda-berbeda antara 5 sampai dengan 55 ppm,” ujarnya saat konferensi pers YLKI mengenai 'Hasil Uji YLKI: Pembalut dan Pantylliner mengandung Klor', di Jakarta, Selasa (7/7).

Hasil uji pembalut Charm disebutnya memiliki Klor tertinggi yaitu 54,73. Sementara Nina Anion 39,2; My Lady 24,44; V Class Ultra 17,74; Kotex 9,23; Hers Protex 7,93. Kemudian Laurier 7,77; Softex 7,3; dan Softness Standar Jumbo 6,05. Sementara untuk pantyliner yaitu V Class 14,68; Pure Style 10,22; My Lady 9,76; Kotex Fresh Liners 9,66. Kemudian Softness Panty Shileds 9: Carefree superdry 7,58; dan Laurier Active Fit 5,87.

Padahal, kata dia, bahan pembalut yang banyak beredar dipasaran itu sangat berbahaya untuk kesehatan. Bahkan, setelah diamati lebih dalam, bahan dasarnya tidak 100 persen kapas murni, tetapi terdiri dari campuran bubuk kayu dan limbah pakaian mengandung klorin.

“Pembalut wanita yang mengandung Klorin berisiko tinggi terhadap reproduksi kesehatan wanita. Termasuk risiko adanya keputihan, gatal-gatal, iritasi, dan menyebabkan kanker,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement