Rabu 08 Jul 2015 18:37 WIB

Gawat! Bakso Babi Beredar di Yogyakarta

Rep: Neni Ridarineni/ Red: M Akbar
Aparat Polsek Citeureup mengamankan bakso daging babi.
Foto: Antara
Aparat Polsek Citeureup mengamankan bakso daging babi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus bakso campuran dari daging sapi dan daging babi ternyata sudah lama beredar di Yogyakarta. Hal ini terbukti dari hasil petik yang dilakukan oleh Ketua Grup Riset Halal UGM Yuny Erwanto.

Pada 2013, sudah dilakukan uji petik bakso di 20 penjual bakso di wilayah DIY antara lain: di kota Yogyakarta 15 sampel, Kulon Progo dua sampel. Delapan sampel diantaranya mengandung babi.

‘’Insya Allah hasil uji petik tersebut valid karena sudah dengan DNA sehingga tidak ada keraguan. Tapi saya tidak tahu apakah terkontaminasi atau disengaja mencampurnya,’’kata Yuny pada Republika, Rabu (8/7). 

Pada 2011, Yuny juga melakukan uji petik terhadap 15 penjual bakso di DIY dan enam diantaranya juga mengandung babi. Dia mengaku fenomena pencampuran penjualan daging sapi dan daging babi ini sudah lama terjadi. Bahkan pada 2006 ada seorang ibu di salah satu perumahan di Jalan Kaliurang membeli daging di penjual sayur di perumahan.

''Dia memasak untuk katering tetangganya. Karena ragu, akhirnya ibu tersebut membawa ke laboratorium bagian teknologi hasil ternak Fakultas Peternakan UGM, ternyata memang daging tersebut mengandung campuran daging babi,'' cerita Yuny.

Lantas pada 2008, Yuny melakukan pula uji sampel daging dari katering besar di kota Yogyakarta yang dibawa oleh karyawannya ke Fakultas Peternakan. Karena curiga harga daging sapi  agak miring dan melihat ciri-cirinya seperti ada campuran daging babi. Ternyata setelah diperiksa dilabooratorium peternakan UGM betul mengandung campuran daging babi.

Dia mengaku untuk mengetahui apakah bakso itu mengandung babi atau tidak secara kasat mata memang sulit. Berbeda halnya kalau masih berbentuk daging bisa diketahui yakni kalau daging babi agak pucat warnanya, daging babi bila dipegang-pegang lebih banyak mengandung minyak .

Lulusan doctor  bidang pangan hasil ternak di University of Miyazaki Jepang ini mengembangkan metode untuk mendeksi kandungan babi dengan isolasi DNA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement