REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Mengantisipasi kekeringan yang sedang melanda beberapa daerah di Banten, Dinas Sumber Daya Air dan Pemukiman (SDAP) Banten berencana membangun pompa hemat energi dengan tenaga kincir angina tau tenaga surya, yang mampu memenuhi kebutuhan petani.
Menurut Kepala SDAP Banten Husni Hasan, kondisi persawahan di Banten sebenarnyan terletak di bawah sumber air, namun hal ini tidak membuat petani terhindar dari kekeringan pada saat musim kemarau tiba, sehingga menyebabkan gagal panen atau puso.
Dia mengatakan, sesuai dengan arahan Plt Gubernur, SDAP bersama dengan instansi terkait diminta untuk memanfaatkan teknologi tepat guna untuk membangun pompa atau kincir bertenaga surya dan angin. “Kincir ini memiliki kemampuan sebagai alat pemompa air, yang akan dialiri ke sejumlah sawah milik petani,” kata Husni, Selasa (7/7).
Ia mengaku, kincir dengan tenaga surya dan angin ini akan memenuhi kebutuhan air bagi petani tanpa harus menggunakan pompa air yang menggunakan BBM maupun listrik. Selain biaya lebih ringan, kincir angin ini juga tidak membutuhkan perawatan yang rumit.
“Plt Gubernur berkeinginan dengan adanya kincir angin sebagai pemompa air ini, maka kebutuhan air petani bisa terpenuhi tanpa memakan biaya yang mahal dan pemeliharaan yang sederhana,” ungkapnya.
Prototipe kincir angin ini, lanjut Husni, sudah ada. Rencananya, pembangunan kincir angin ini akan dipusatkan di wilayah Banten Selatan. Karena di wilayah tersebut kondisi persawahannya berada di bawah sumber air.
“Pembangunan kincir angin sebagai pompa air ini beberapa sudah dilakukan, dan beberapa masih mencari titik-titik untuk dijadikan lokasi pembangunan,” katanya.
Terkait dengan musim kemarau yang melanda Banten, Husni mengatakan, musim kering tidak hanya terjadi di Banten, namun juga terjadi di seluruh wilayah di Indonesia. Namun, khusus di Banten ada potensi untuk mengendalikan kekeringan tersebut.
“Artinya pada saat musim hujan, Banten bisa menampung kelebihan debit air di sejumlah danau. Pada musim kemarau, air yang ditampung tersebut bisa didistribusikan ke masyarakat,” ungkapnya.
Selain memanfaatkan danau, sambung Husni, Pemprov Banten juga akan membangun penampungan air atau embung air di daerah pertanian sebagai wadah untuk ketersediaan air pada musim kemarau tiba. “Namun, saya akui pembangunan embung air ini belum maksimal. Sehingga, kekeringan masih terjadi di Banten,” katanya.