REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Memasuki musim kemarau Kabupaten Pangandaran bersiap menghadapi kekeringan. Pada kemarau sebelumnya terjadi krisis sumber air bersih. Bahkan ada masyarakat ada yang harus berjalan sejauh satu kilometer lebih untuk mendapatkan air.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran, Nana Ruhena mengatakan, masyarakat sudah ada yang melaporkan masalahan kekeringan ke BPBD. Saat ini ada 11 titik yang berpotensi kekeringan. Namun jika tidak terjadi hujan dalam beberapa pekan ke depan, akan krisis air bersih.
"Pada tahun lalu ada 293 titik kekeringan dan saat ini baru ada 11 titik yang dilaporkan ke BPBD," ujar Nana kepada Republika, Selasa (7/7).
Nana menjelaskan, 11 titik tersebut dinyatakan sudah terancam kekeringan. BPBD juga telah bersiap menghadapi musim kemarau tahun ini. Sebab masalah kekeringan di Pangandaran hampir merata. Paling berpotensi kekeringan di Kecamatan Langkaplancar karena dataran tinggi.
Dalam persiapan menghadapi kemarau, Nana mengaku, BPBD Pangandaran sedang proses untuk pengajuan bantuan kepada BPBD Provinsi Jawa Barat. Namun menurutnya, kemungkinan tidak semua desa yang terancam kekeringan mendapatkan bantuan. Hanya desa yang paling parah krisis air bersih yang mungkin mendapat bantuan.
Penanggulangan yang bisa dilakukan, menurut Nana yaitu memperbaiki pipa saluran air. Jika memungkinkan akan dibuatkan sumur. Yang paling penting masyarakat bisa minum, masak dan mencukupi kebutuhan dasarnya.