Senin 06 Jul 2015 21:00 WIB

25 Juta Jiwa Penduduk Indonesia Rentan Bencana

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ilham
Sejumlah pengungsi beristirahat di posko pengungsian bencana longsor di Balai Desa, Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/5).  (Antara/Novrian Arbi)
Sejumlah pengungsi beristirahat di posko pengungsian bencana longsor di Balai Desa, Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/5). (Antara/Novrian Arbi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) Indonesia menyatakan, sebanyak 25 juta jiwa masyarakat Indonesia tergolong kelompok rentan bencana.

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Indonesia, Andi Zaenal Abidin Dulung mengatakan, Indonesia menempati urutan keempat jumlah penduduk terbanyak di dunia, yaitu sebanyak 254 juta jiwa.

“Dari data tersebut, kita berasumsi 10 persen penduduk ini adalah masyarakat rentan bencana yang jumlahnya tidak kurang 25 juta jiwa,” ujarnya saat pembukaan acara 'Penduduk Rentan dalam Situasi Bencana', di Jakarta, Senin (6/7), sore.

Kelompok rentan menurut Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahun 2007 terdiri dari bayi, anak-anak, ibu sedang hamil dan menyusui, penyandang disabilitas, dan lanjut usia (lansia). Terlebih dengan lebih dari 300 etnik dan 1.340 suku bangsa yang ada di Tanah Air memberikan ciri dan karakteristik sendiri terhadap kelompok rentan.

Ia menyontohkan, kelompok rentan yang menjadi korban Letusan Gunung Sinabung, Sumatra Utara yang hingga kini terus berlangsung. Ia menambahkan, jumlah pengungsi Gunung Sinabung sebanyak 3.150 KK atau 10.604 jiwa. Sebanyak 5.466 jiwa diantaranya adalah perempuan dan 1.823 jiwa terdiri dari lansia, ibu hamil, bayi, dan balita.

“Kelompok inilah yang tergolong kelompok renta dan perlu mendapat perhatian khusus,” katanya.

Pihaknya mengklaim telah melakukan percepatan pemberian bantuan termasuk untuk kelompok tersebut di Sinabung, yaitu melalui Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Indonesia Pintar. Bahkan, kata dia, kelompok rentan yang tidak mampu menjadi prioritas penerima bantuan.

 

“Namun, kenyataan menunjukkan manajemen bencana dan layanan bagi bencana belum sepenuhnya responsif. Untuk itu, manajemen layanan bencana belum responsif terhadap kelompok rentan harus menjadi prioritas,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement