REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang memproduksi sepatu dan sandal di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berharap mendapatkan bantaun dari pemerintah. Sebab, mereka sangat membutuhkan bantuan modal dan juga peralatan bagi pengembangan usaha.
"Bantuan modal dan peralatan itu sangat kami harapkan dari pemerintah, mengingat selama ini kami tergantung tengkulak," kata Acu Juanda, koordinator UKM sepatu-sandal dari Desa Sukaresmi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, di Bogor, Senin (6/7).
Ditemui usai pembukaan 'Pelatihan Kewirausahaan Pengembangan' yang diselenggarakan Balai Besar Peningkatan Produktivitas (BBPP) Kemenakertrans bekerja sama dengan Yayasan Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (YP2MI) di Bogor, ia menjelaskan puluhan perajin UKM seperti dirinya saat ini dalam kondisi seperti itu.
Ia menjelaskan hingga kini bantuan modal dan juga peralatan yang dibutuhkan perajin UKM itu diperoleh dari tengkulak, yakni pemodal swasta yang memberikan 'bon putih'. Bon putih adalah istilah populer di kalangan perajin UKM, yakni semacam alat belanja modal dan peralatan bagi usaha mereka, yang sebenarnya seperti lingkaran setan, karena dengan bon itu mereka berbelanja ke lingkaran pemodal itu.
"Istilahnya, kami ini hanya 'kuli' yang numpang makan, karena semuanya ditentukan oleh pemilik modal tengkulak itu," katanya.
Karenanya, Acu dan puluhan perajin UKM sepatu-sandal lainnya di desa tersebut sangat mengharapkan pemerintah dapat memberikan bantuan langsung modal dan peralatan yang dibutuhkan mereka. "Dengan adanya bantuan modal dan peralatan dari pemerintah, kami sangat berharap bisa keluar dari lingkaran setan ini," kata Acu Juanda.