REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mendapat ucapan selamat ulang tahun dari aktivis PSI dan sahabatnya sesama jurnalis. Ucapan tersebut meramaikan linimasa lewat akun Twitter dengan hashtag #AmazingGrace.
Karena itu, hashtag #AmazingGrace tidak hanya ramai di publik Twitter Amerika Serikat tapi juga di linimasa Indonesia. Karena hari kemerdekaan Amerika Serikat yang jatuh pada Sabtu, 4 Juli, ternyata juga adalah hari lahir Ketum PSI Grace Natalie.
Ucapan selamat ulang tahun dengan hashtag #AmazingGrace ditembuskan ke akun Twitter @grace_nat milik Grace Natalie. Sahabatnya Cheryl Tanzil misalnya memberi ucapan selamat "Happy bday wanita muda dg cita2 besar @grace_nat Semoga sukses memimpin @psi_id sebagai partai yg mengutamakan rakyat." Begitu juga dengan beberapa jurnalis lain seperti Aris Margono, Isyana Bagoes Oka.
Menjelang tengah malam tadi, Grace membalas ucapan-ucapan ulang tahun tersebut melalui akun pribadinya, "Terimakasih atas ucapan, doa dan harapan di hari ultah saya. Senang bgt dan semakin mensyukuri hidup yang dititipkan Tuhan pada saya.Tidak ada yg lbh baik drpd sahabat yg selalu berjalan disamping kita dlm segala hal". Diakhir twitnya, Grace menyampaikan salam sayang dari dirinya dan keluarga.
Hari ulang tahun Grace Natalie yang jatuh pada 4 Juli juga di saat situasi sepak bola nasional sedang dirundung berbagai masalah. Mulai dari jebloknya prestasi timnas, dugaan keterlibatan dalam pengaturan skor, hingga gonjang-ganjing hubungan Menpora dan PSSI.
Karena itu, sahabat Grace di PSI memberikan kado ulang tahun berupa edisi pertama Koran Solidaritas. Dengan mengangkat topik utama "Sepakbola Indonesia: Kemarau Prestasi di Tengah Hujan Laba", koran ini mengupas problematika sepakbola nasional.
Diawali dengan cover yang cukup provokatif, bergambar stadion yang kosong dan bola kaki yang gembos dengan tulisan PSSI versus Menpora. Koran Solidaritas juga menampilkan dua Opini, masing-masing ditulis oleh ES Ito, penulis film Republik Twitter dan novel Negara Kelima ini menulis sebuah Opini berjudul "Kebenaran dalam Sepakbola, pengtingkah?". Opini berikutnya berjudul "Sepakbola Yang Membeku" ditulis oleh Anom Astika, mantan aktivis PRD yang kini menjadi redaktur di Jurnal Prisma.
Selain itu koran ini menurunkan tulisan panjang berjudul "Sepakbola dan Kegembiraan Yang Tak Boleh Hilang" sebuah diskrusus nasionalisme ditengah keruwetan Post-nasional. Secara keseluruhan Koran Solidaritas PSI, terlihat profesional dengan desain yang apik. Sebuah kado yang tidak biasa buat sang ketua umum.