REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bermain bisa menjadi cara efektif untuk menyembuhkan trauma pengungsi anak-anak Rohingya. Pemerhati Anak, Seto Mulyadi yang akrab disapa Kak Seto mengatakan, anak-anak pengungsi Rohingya selama pelariannya dari Myanmar dengan naik perahu pasti mengalami trauma psikologis. Sebab mereka melakukan perjalanan panjang dan penuh kekerasan.
"Pendekatan yang perlu dilakukan kepada anak-anak pengungsi Rohingya adalah pendekatan penuh kasih sayang. Penyembuhan trauma psikologis dilakukan dengan cara mengajak anak-anak bermain," kata Kak Seto di Integrated Community Shelter (ICS), Blang Adoe, Aceh Utara, Jumat, (3/7).
Permainan yang bisa dilakukan bersama anak-anak antara lain bermain lompat tali, bernyanyi, menari juga main perosotan. Mereka sebaiknya disediakan fasilitas bermain anak seperti play ground di ICS.
Saat berinteraksi dengan anak-anak Rohingya, ujar Kak Seto, harus selalu tersenyum. "Kalau susah tersenyum, bisa latihan senyum dengan menggunakan kaca di kamar lalu dipraktekkan saat bertemu mereka," ujarnya.
Selain senyuman, lanjutnya, juga perlu memberikan sentuhan ke anak-anak sebagai bentuk afeksi. Ini bagus untuk menghilangkan trauma mereka.
"Mudah-mudahan ini bisa jadi model pendekatan bagi banyak lembaga aktivis perlindungan anak. Saya juga berharap anak-anak pengungsi Rohingya bisa berkembang baik dan mendapatkan hak-hak mereka sebagai anak manusia," kata dia.