Kamis 02 Jul 2015 21:48 WIB

Penerbangan Perintis Solusi Tekan Harga Barang di Papua

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Karta Raharja Ucu
Petugas berjaga di dekat perbatasan RI dengan Papua Nugini (PNG) di wilayah Skouw, Jayapura, Papua, Jumat (8/5). (Antara/Hafidz Mubarak A.)
Petugas berjaga di dekat perbatasan RI dengan Papua Nugini (PNG) di wilayah Skouw, Jayapura, Papua, Jumat (8/5). (Antara/Hafidz Mubarak A.)

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Sulitnya medan dan keterbatasan infrastruktur membuat harga kebutuhan pokok di berbagai wilayah di Papua menjadi sangat tinggi. Penyebabnya karena mayoritas kebutuhan pokok didistribusikan menggunakan transportasi udara.

Ketua Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Parlindungan Purba menilai. Satu-satunya langkah jangka menengah yang dapat ditempuh adalah dengan mengadakan penerbangan perintis.

Meskipun mungkin juga perlu adanya rencana jangka panjang untuk mengoptimalkan moda transportasi darat, namun hal itu diperlukan kajian lebih lanjut mengingat kontur di wilayah Papua yang mayoritas adalah bukit dan gunung. “Penerbagan perintis adalah solusi yang paling cepat dan tepat untuk menekan harga kebutuhan pokok,” katanya kepada ROL saat saat melakukan tinjauan di Bandar Udara Senatani, Jayapura, Provinsi Papua, Rabu (1/7).

Harga di beberapa wilayah seperti di Wamena sangat tinggi karena tumpuan distribusi yang diguanakan adalah dengan pesawat penerbangan komersial. Kepala Bandara Kelas I Utama Sentani, Budi Prasetyo mengatakan, hampir seluruh harga kebutuhan di Wamena meningkat hingga lebih dari tujuh kali lipat dari harga aslinya.

“Semen di Papua seharga Rp 80 ribu per kantong. Di Wamena, harganya meningkat menjadi sekitar Rp 600 ribu per kantong,” kata Budi. Menurutnya, komponen terbesar penyumbang kenaikan harga adalah dari biaya pengiriman menggunakan pesawat komersial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement