Kamis 02 Jul 2015 00:07 WIB

Psikiater: Homoseksual tak Disebabkan Gaktor Genetika

Rep: C38/ Red: Erik Purnama Putra
Kampanye mendukung kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender.
Foto: The Atlantic
Kampanye mendukung kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender menganggap kelainan yang mereka alami akibat faktor genetika. Psikiater Prof. Dadang Hawari membantah hal tersebut. Kecenderungan sesama jenis, kata dia, dominan disebabkan oleh faktor lingkungan.

“Sama sekali bukan karena gen. Gen itu hanya rasionalisasi anggapan dari kaum homo sendiri. Malah ada seorang professor Amerika yang menyatakan homoseksual bisa terjadi akibat kurangnya pendidikan agama,” kata Dadang Hawari kepada Republika, Rabu (1/7).

Dari semua kasus yang diteliti semua profesor tentang homoseksual, lanjut Dadang, mereka mengalami kelainan karena tidak mendapatkan pendidikan agama sama sekali.

Dia menjelaskan, kalau menengok sistem pendidikan Islam, sudah jelas diatur bagaimana seharusnya orang tua memperlakukan tiap-tiap anak. Anak laki-laki diperlakukan seperti apa, dan perempuan diperlakukan seperti apa.

Lain halnya, ketika agama tidak ikut berperan. Laki-laki dan perempuan diperlakukan sama saja. Lantaran tidak ada peraturan agama, tidak ada kontrol saat mereka berkembang ke arah menyimpang.

“Toleransi masyarakat Indonesia kadang terlalu tinggi. Homoseksual dikampanyekan sebagai hak asasi manusia. Hak asasi itu kalau berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan,” kata Dadang.

Lebih lanjut, psikiater ini berpandangan, masyarakat semestinya sadar dan tanggap terhadap keberadaan para gay. Ia mengaku prihatin, sebab masyarakat selama ini cenderung bersikap diam, meski sudah tahu ada aktivis yang terang-terangan mengkampanyekan homoseksual.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement