REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Penerbangan, Jusman Syafii Djamal, mengatakan pilot-pilot terbaik Indonesia tidak boleh terus gugur di usia muda. Karenanya, DPR dan TNI AU diminta membenahi sistem dan pemanfaatan anggaran untuk perejamaan pesawat terbang.
“Sangat disayangkan jika pilot-pilot terbaik Indonesia harus gugur di usia muda. Padahal, seharusnya mereka bisa ikut berperan dalam regenerasi pilot di masa depan. Jangan sampai pilot-pilot terbaik lainnya terus gugur hanya karena persoalan teknis pesawat,” tutur Jusman saat dihubungi ROL, Rabu (1/6).
Persoalan teknis, kata dia, mesti benar-benar diperhatikan oleh TNI AU. Beberapa poin terkait kendala teknis harus dirumuskan untuk memperbaiki kondisi pesawat terbang.
“Harus jelas apa yang menyebabkan pesawat mengalami kegagalan penerbangan. Jika butuh perbaikan, maka perbaiki segera. Kalau butuh pesawat baru, ya mestinya TNI bisa mengajukan peremajaan pesawat,” lanjut Jusman.
Karenanya, DPR harus memberikan pos anggaran yang proporsional untuk peremajaan pesawat-pesawat TNI AU. Peremajaan pesawat harus bisa dilakukan secara bertahap.
“Jika peremajaan secara menyeluruh sulit, lakukan saja secara bertahap. Meski parsial, tetap ada gunanya bagi kinerja TNI Au di masa depan,” tambahnya.
Seperti diketahui, Pilot Pesawat Hercules C-130 yang jatuh pada Selasa (30/6), Sandi Permana, merupakan siswa terbaik Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara (Sekkau) Angkatan 1997. Komandan Batalyon Komando 462 Paskhas TNI AU, Letkol Psk Solihin mengatakan 10 orang anggotanya yang gugur dalam kecelakaan pesawat tersebut merupakan prajurit terbaik.