Rabu 01 Jul 2015 14:10 WIB

Daerah Bencana Kekeringan Diminta Ajukan Droping Air

Salah satu kawasan yang dilanda kekeringan (ilustrasi).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang/ca
Salah satu kawasan yang dilanda kekeringan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Masyarakat daerah rawan bencana kekeringan di Kabupaten Boyolali, Jateng, yang mengalami krisis air bersih diminta segera mengajukan bantuan dropping air bersih ke pemkab. Surat permintaan disampaikan lewat Bagian Kesara Setda setempat.

Kepala Bagian Kesra Dadar Hawananto mengatakan, hal menyusul memasuki musim kemarau 2015. ''Silahkan masyarakat yang sudah mengalami kekurangan air bersih untuk mengajukan bantuan air bersih kepada kami melakukan dropping air bersih,'' katanya, Rabu (1/7).

Namun demikian, hingga kini belum ada masyarakat yang mengajukan bantuan air bersih ke pemkab. Dalam pengajuan bantuan air bersih oleh pemerintah desa,  diketahui camat, untuk diteruskan ke Bupati Boyolali Cq Bagian Kesra Setda Kabupaten Boyolali. ''Jangan sampai pengajuan bantuan air bersih langsung diajukan oleh desa ke Bupati tanpa sepengetahuan Camat.

Memang, pengalaman tahun lalu, ada pengajuan  bantuan air bersih oleh desa, langsung dilakukan oleh desa yang bersangkutan tanpa melalui camat. Dengan  melalui Camat ini, diharapkan camat mengetahui warganya yang kekurangan air.  

 

Ditegaskan, di Kabupaten Boyolali ada tujuh wilayah kecamatan yang rawan kekeringan. Diantaranya,   wilayah Kecamatan Musuk, Wonosegoro, Kemusu, Juwangi, Klego, dan Selo. Di wilayh kecamatan tersebut, setiap musim kemarau selalu mengalami kekurangan air bersih.

Dari tujuh kecamatan rawan kekeringan tersebut, paling rawan wilayah Kecamatan Musuk dimana wilayah tersebut memiliki 11 desa yang rawan kekeringan. Seperti, Desa Sangup, Jemowo, Sumur, Mrian, Cluntang, Dragan, Nglampar, Karangkendal, Karanganyar, Sruni dan Desa Ringin Larik.

''Desa–desa tersebut merupakan langganan kekeringan saat musim kemarau. Setiap musim kemarau 11 desa tersebut mengalami kekeringan,'' tambah Dadar.

Dalam melakukan dropping air bersih, pihaknya menjalin kerjasama dengan PDAM Boyolali, serta pengusaha air bersih pihak swasta. Pengambialan  air bersih diambilkan dari sumur PDAM yang dekat dengan  warga yang meminta bantuan air bersih.

Seperti diketahui, PDAM Boyolali mempunyai sejumlah sumur. Seperti, di Musuk, Tlatar dan wilayah lain. Sementara untuk dropping air bersih di wilayah Boyolali Utara, Pemkab Boyolali bekerjasama dengan PDAM Boyolali, Bakorwil Surakarta, PMI Boyolali serta pihak swasta.

Perlu diketahui pada 2015 ini, Pemkab Boyolali melalui Bagian Kesra  menganggarkan Rp 105 juta untuk bantuan air bersih.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement