REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Orang tua salah satu korban kecelakaan pesawat Hercules di Medan mengaku sudah punya firasat buruk. Omar Amir D akhirnya harus mengikhlaskan anaknya Tri Astuti Indah Sari berpulang karena berada di dalam pesawat nahas tersebut.
"Saya sudah ada firasat, sejak empat hari yang lalu jantung agak berbedar tak menentu," kata Omar Amir ketika ditemui Antara di rumahnya di Pekanbaru.
Tri Astuti Indah Sari merupakan isteri Serda Ainul Abidin dan juga anak ketiga Omar. Tri beserta suami dan dua anaknya, Rizky Putri Ramadhani (11) dan Muhammad Arif Wicaksono (7) menumpang pesawat Hercules yang jatuh itu.
"Saya akhirnya mengikhlaskan dan rela saja, kalau mereka harus berangkat hari ini. Dan, sekarang pun saya dan keluarga sudah ikhlas apa pun yang akan terjadi," katanya.
Menurut dia, firasat lain yang dirasakannya agak aneh adalah ketika anaknya Tri Astuti mendadak menjadi pendiam beberapa hari sebelum keberangkatan. Padahal, ia sangat mengenal anaknya sebagai sosok yang periang dan selalu ceria.
Selain itu, ia juga merasakan ada keanehan sebelum keluarganya berangkat karena mainan kesayangan cucu kecilnya, Muhammad Arif Wicaksono tertinggal dirumahnya.
Mainan itu, berupa miniatur pedagang bakso dengan gerobak dari plastik, menurutnya tidak pernah lepas dari cucunya. "Saya heran kenapa bisa tertinggal, biasanya tidak pernah lepas selalu dibawa kemana-mana," katanya.
Rumah Omar Amir yang masih berada di dalam kawasan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru itu kini ramai oleh keluarga dan tetangga yang menemani sambil menunggu kabar dari Medan.
Ia mengaku sudah bisa mengikhlaskan apa pun yang terjadi terhadap anak, menantu dan cucunya tersebut.
Omar menjelaskan keberangkatan Serda Ainul Abidin sekeluarga menuju Ranai, Kabupaten Natuna. Serda Ainul yang sebelumnya bertugas di Arhanudse-13 Pekanbaru itu sekarang menjadi staf intel di Kodim Natuna. Ainul Abidin telah terpisah sekitar satu tahun dengan keluarganya yang menetap di rumah Omar Amir di Pekanbaru.
"Jadi rencananya mereka semua akan pindah ke Natuna, cucu saya juga sudah diurus untuk pindah sekolah di sana," katanya.
Ia mengatakan malam sebelum keberangkatan, seluruh pihak keluarga berkumpul di rumahnya untuk menggelar selamatan dan berdoa bersama. Setiap anggota keluarga yang lebih tua memberikan nasehat dan wejangan agar mereka selamat tiba di Natuna.
Pada malam itu, ia masih ingat dengan jelas janji dari menantunya Serda Ainul Abidin untuk menjaga keluarganya. "Saya masih ingat dia berkata bahwa akan menjaga anak dan cucu saya sampai akhir hayatnya," kata Omar Amir sambil meneteskan air mata.