Selasa 30 Jun 2015 13:04 WIB

Dituding Hina Presiden, Menteri Rini Siap Dicopot

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Esthi Maharani
Menteri BUMN Rini Soemarno.
Foto: Republika/Wihdan H
Menteri BUMN Rini Soemarno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan siap untuk dicopot dari jabatannya di Kabinet Kerja. Ungkapan tersebut menyusul santernya nama mantan ketua Tim Transisi kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK) itu dari daftar menteri yang akan diganti. Belum lagi adanya kabar Menteri Rini merupakan sososk yang menghina presiden.

Ia mengatakan tak terbebani dengan spekulasi politik di lingkaran Istana saat ini. Termasuk soal rencana presiden akan membongkar copot sejumlah menteri. Rini mengaku hanya petugas yang diberi kepercayaan presiden, untuk memimpin perusahaan milik negara.

Jika kepercayaan tersebut ditarik untuk diberikan kepada orang lain, Rini mengatakan tak ada masalah.

"Saya selalu siap apa saja. Kalau memang sudah waktunya diganti, itu sudah keputusan dan hak preogratif bapak presiden," kata Rini ditemui di Komplek MPR/DPR RI, Jakarta, Selasa (30/6).

Dikatakan olehnya, terkait perombakan kabinet, presiden tentunya punya kelengkapan informasi dan pertimbangan untuk memutuskan. Karena itu, ia percaya, apa pun keputusan presiden terkait kariernya di kementerian, hal tersebut tetap akan ditaati.

Namun, ketika Rini ditanya apa sekiranya evaluasi internal di Kementerian BUMN yang membuat presiden terpaksa harus mencopot dirinya? Dia mengatakan, selama ini hanya bekerja sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Sebab itu, Rini mengatakan, sampai ini, ia tak terlalu memikirkan perombakan tersebut.

"Saya tidak kepikiran kalau  nanti saya di copot," ujar dia.

Jokowi merencanakan untuk membongkar pasang sejumlah menteri Kabinet Kerja. Perombakan itu menyusul evaluasi setahun kabinet bikinannya itu. Sejumlah politikus dari partai pendukung utama pemerintah, PDI Perjuangan, menyoroti Rini sebagai menteri yang layak untuk diganti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement