Selasa 30 Jun 2015 11:00 WIB

Tak Ada Lagi Ekspor Grabah dari Bayat

Grabah (ilustrasi)
Grabah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Grabah Bayat, yang merupakan hasil pengrajin dari Dukuh Pagerjurang, Kelurahan Meikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sudah beberapa tahun silam tak diekspor lagi.

"Sejak tahun 2005 sebanyak 200 perajin grabah di dukuh ini sudah tidak lagi melakukan ekspor ke manca negara," kata Koordinator Kampung Grabah Pegerjurang di Klaten, Sumilih, Selasa. Alasannya, kata dia, karena krisis ekonomi global.

Grabah merupakan barang-barang peralatan rumah tangga yang dibuat dari tanah liat yang bahan bakunya berasal dari daerah itu. Beberapa tahun silam ekspor gerabah bayat banyak diminati oleh warga Jepang, Australia dan Belanda. Namun ekspor yang pernah dicapai warga itu sekarang berhenti.

Ia mengatakan penghasilan perajin disini sewaktu masih bisa melakukan ekspor lumayan, untuk harga satu peti kemes kecil nilai bisa mencapai Rp50 juta dan permintaan itu hampir setiap bulan ada.

Dikatakan setelah ekspor grabah itu berhenti perajin disini hanya mengandalkan pasar dalam negeri dan juga memasok di pusat perdagangan di Kasongan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. "Barang-barang yang di pasang di toko-toko Kasongan itu sebagian dari hasil perajin di Pagerjurang," katanya.

Sumilih mengatakan untuk memajukan grabah di disini sekarang perajin juga melakukan kerja sama dengan Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS), baik dalam pemasaran maupun produk grabah itu sendiri.

Ia mengatakan untuk pengembangan produk grabah dari LPPM UNS telah melatih para perajin disini dengan "teknik gloosy" selain itu juga mendapatkan pendidikan pemasaran dan diversifikasi produk.

Diversifikasi produk itu perajin grabah tidak hanya membuat grabah saja, tetapi di dukuh ini juga dikembangkan menjadi kampung wisata.

Wisatawan yang datang kesini bisa melihat cara membuat grabah dan bahkan kalau mau juga bisa langsung terjun membuat barang-barang tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement