REPUBLIKA.CO.ID, NGAMPRAH – Ratusan pengusaha hotel dan restoran di Kabupaten Bandung Barat, mulai mengetatkan pengeluarannya. Bahkan, mereka akhirnya memangkas julah pegawainnya agar bisnis tetap berjalan. Kondisi itu sebagai dampak harga bahan baku pangan yang kian melambung sejak Februari lalu..
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bandung Barat, Eko Suprianto, mengatakan, ada sebanyak 285 pengusaha hotel dan restoran di kabupaten tersebut yang memang merasakan dampak kenaikan harga pangan selama ini. "Yang paling mudah untuk mengatasi ini, ya dengan mengurangi pegawai,” ujar dia, Senin (29/6).
Selain itu, cara yang paling mungkin dilakukan dan mudah yakni dengan menerapkan harga yang tetap pada tiap menunya. “Ini cara yang juga aman biar nggak rugi terus,” ujar dia. Sejauh ini, dia belum mengetahui secara pasti berapa banyak pegawai yang sudah terkenan pengurangan itu.
Menurut dia, maraknya restoran dan penginapan ilegal di Kawasan Bandung Utara juga berkontribusi mengurangi keuntungan pengusaha yang legal. Keberadaan bisnis ilegal itu, kata dia, kebanyakan berada di dalam sebuah penginapan yang statusnya juga ilegal.
Kondisi tersebut banyak terjadi di Kecamatan Parongpong. Menurut dia, status rumah yang telah dialihfungsikan menjadi tempat usaha itu, tidak diubah. Padahal, seharusnya status tersebut harus diubah agar bisa memberikan kontribusi pada pendapatan Kabupaten Bandung Barat.
“Di Graha Puspa sama Vila Istana Bunga itu banyak rumah mewah yang perizinannya tidak diubah, miris memang,” katanya.
Bahkan, kata dia, tempat usaha ilegal tersebut tidak akan ditarik pajaknya. Padahal, dari sisi bisnis, mereka untung besar. Sementara, pengusaha yang legal dan rutin membayar pajak berada dalam kondisi yang memprihatinkan.
“Kita yang serius di sektor pariwisata dan bayar pajak, tapi pengusaha ilegal malah dibiarkan," ujar dia. Dalam kondisi demikian, mampu membayar gaji dan makan pegawai itu sudah terbilang bagus. Namun, jika keadaan terus bergulir tanpa solusi dari pemerintah setempat, bukan tidak mungkin bakal ada pengusaha seperti dirinya yang gulung tikar.