Senin 29 Jun 2015 06:00 WIB

Curah Hujan Minim Sebabkan Titik Api di Beberapa Daerah Meningkat

Rep: c 93/ Red: Indah Wulandari
Musim kemarau panjang (ilustrasi).
Foto: Antara/Yusran Uccang
Musim kemarau panjang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wilayah Jawa, Bali, NTB, NTT, Papua bagian selatan, Maluku bagian Selatan dan sebagian Sulawesi Selatan kondisinya terus mengering dan berpotensi memicu titik api sumber kebakaran.

"Rata-rata curah hujan di wilayah tersebut kurang dari 100 milimeter per bulan. Bahkan di Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB curah hujan kurang dari 50 milimeter,” ungkap Kapusdatin Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Ahad (28/6).

Beberapa daerah telah mengalami kekeringan seperti Purbalingga, Gunungkidul, Wonogiri, Tuban, Bojonegoro, Boyolali, Lombok Utara, dan NTT. Sebagian besar wilayah di Sumatra juga kering sedangkan musim kemarau baru akan mencapai puncak pada September mendatang.

Terbatasnya curah hujan di Riau juga telah menyebabkan titik api terus meningkat dalam beberapa hari terakhir. Pada Ahad (28/6), satelit Modis memantau 207  titik api di Sumatera, dimana 71 titik api berada di Riau yaitu di di Pelalawan 24, Rokan Hilir 18, Bengkalis 9, Indragiri Hilir (Inhil) 6, Dumai 5, Siak 3, Indragiri Hulu 3, di Kuansing, Meranti, Kampar masing-masing 1 titik api.

"Luas lahan terbakar 142 hektare. Petugas gabungan dari Manggala Agni, BPBD, TNI, Polri dan relawan telah berhasil memadamkan 69 hektare. Sedangkan 73 hektare belum dapat dipadamkan. Penyebab kebakaran adalah dibakar untuk pembersihan dan pembukaan lahan," tambah dia.

Hujan buatan yang dilakukan BPPT bersama BNPB dan TNI AU sejak Senin (22/6) hingga sekarang mengalami kendala tidak tersedianya awan-awan potensial di atmosfer yang layak untuk disemai dengan bahan NaCl. Menurutnya, pada Jumat (26/6) dan Sabtu (27/6) tidak dilakukan penerbangan menyemai awan.

"Hingga hari keenam pelaksanaan hujan buatan baru dilakukan empat kali penerbangan dengan menebarkan 9,2 ton bahan NaCl dengan pesawat terbang CN 295 TNI AU di ketinggian 11 ribu-13 ribu kaki di wilayah Riau," ujar dia.

Berdasarkan pola titik api tahun 2006-2014 di Sumatera-Kalimantan, jumlah titik api akan terus meningkat hingga Oktober mendatang. Sementara, puncak titik api baru terjadi pada September. Semua unsur baik pemerintah, pemda, dunia usaha dan masyarakat diharapkan selalu berusaha mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement