REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengelola Bandara Soekarno Hatta, Angkasa Pura II, mendapat ratusan keluhan dalam periode Mei hingga Juni 2015. Keluhan ini paling banyak menyangkut soal pelayanan parkir dan banyaknya taksi gelap.
Menanggapi hal itu, Direktur Utama Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi mengungkapkan, keluhan yang diterima dari pelanggan ini akan diterima dan ditindaklanjuti sebagi masukan.
"Kami sadari bahwa apa yang disampaikan oleh konsumen benar adanya terjadi di lapangan. Dan justru masukan seperti ini, bila ditindaklanjuti dengan baik maka bisa jadi ajang peningkatan kualitas produk dan layanan," jelasnya, Jumat (26/6).
Dalam kesempatan yang sama, Budi juga menjelaskan satu konsep yang sedang dikembangkan oleh AP II, yaitu konsep "smile". Slogan ini diciptakan, lanjut Budi, untuk memastikan bahwa konsumen mendapat lebih dari sekedar layanan.
"Smile adalah satu kata sederhana tapi tidak pernah bagi produsen. Smile adalah satu akumulasi di mana satu konsumen kalau sudah selesai dari bandara kita, tersenyum. Tak hanya puas tapi ada experience yang terkenang," ujar Budi.
Ia melanjutkan, ke depan pihaknya sedang mengejar target meningkatkan kualitas layanan bandara Soekarno Hatta menjadi lebih baik dari bandara di Kuala Lumpur, Malaysia sekalipun.
"Visi kami sederhana. Kami ingin menjadi bandara nomor 2 terbaik di Asean dan akan jadi public company dan jadi pelayanan masyarakat yang baik. Berarti kami tidak bisa berpangku tangan cari uang. Karena selain ada target commercial ada target layanan yang masih harus disempurnakan," katanya.
Sebelumya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menerima 245 aduan konsumen terkait layanan bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II, hanya dalam kurun waktu 1 bulan. Jumlah ini dikumpulkan oleh YLKI sejak pertengahan Mei hingga Juni 2015.
Koordinator Bidang Pengaduan Hukum YLKI Sularsi mengungkapkan, data data aduan ini dikumpulkan melalui berbagai akses media sosial dari para pengguna bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II, khususnya Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
"Kami perlu membuka bulan pengaduan setelah sebelumnya kami melihat banyak sekali keluhan masyarakat terhadap layanan bandara," jelas Sularsi, Jumat (26/6).
Dari pengumpulan data oleh YLKI ini, lanjut Sularsi, pengelolaan transportasi darat dan parkir merupakan kasus yang paling banyak diadukan. Masing-masing berjumlah 30 kasus dan 21 kasus dalam waktu satu bulan.
"Pengelolaan transportasi di antaranya adalah masih ditemukan taksi gelap dengan prosentase 55 persen, kesulitan akses taksi resmi, serta taksi tak berargo. Sedangkan masalah parkir didominasi oleh antrian panjang keluar masuk parkir dengan prosentase 38 persen, serta masalah parkir liar dan parkir mahal," ujar Sularsi.
Selengkapnya, kategori 10 besar kasus yang diadukan konsumen kepada YLKI adalah masalah pengelolaan transportasi (30 kasus), parkir (21 kasus), fasilitas troli (15 kasus), asap rokok di bandara (15), toilet (13), kursi tunggu (12), petugas tidak responsif (11), bagasi hilang atau rusak (10), porter nakal (9), dan calo tiket (7).