REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pedagang pakaian di Pasar Tanah Abang, Jakarta, mengungkapkan jika omzet Ramadhan 2015 tidak sesubur tahun lalu.
Robu (37 tahun) pedagang pakaian Muslimah di Pasar Tanah Abang mengaku, omzetnya merosot 50 persen dari tahun lalu. Jika Ramadhan sebelumnya ia bisa meraup untung Rp 5-10 juta, tetapi pada pekan kedua keuntungannya itu belum telihat.
"Menurun. Drastis. Biasanya pekan kedua saya sudah bisa kantongi keuntungan setengahnya, nanti melonjak pada sepekan sebelum Idul Fitri," ujar Robi saat ditemui ROL di Pasar Tanah Abang Blok E, Jumat (26/6).
Pria berdarah Padang ini berpendapat, daya beli masyarakat saat ini memang menurun. Padahal, berbekal pengalaman tahun lalu, Robi sudah memasok stok dagangannya hingga satu kios. Tapi hingga pekan kedua, stok barangnya belum juga habis.
Tapi, Robu mengakui jika kondisi serupa juga dialami hampir semua pedagang di Tanah Abang. "Ya hitung saja jika saya biasanya bisa sampai Rp 10 juta, ini tanggal berapa belum ada masuk setengahnya," ujar Robi.
Menurutnya, yang terjadi di Tanah Abang juga berdampak pada pemasokan wilayah sekitar. Pergerakam usaha tekstil di Sumatra, tempat ia mengambil pasokan pakaian, pun menurutnya sedang lesu.
"Patokannya luar saja. Jika Padang, Kalimantan, Riau, Batam saja lesu. Otomatis Tanah Abang juga lesu. Kan kita ambil barang dari sana," tambah Robi.
Keluhan serupa disampaikan Mutia (40). Penjual pakaian batik ini mengakui Ramadhan tahun ini omzet dagangannya menurun. Biasanya, kata dia, Mutia bisa memasok jilbab dan gamis ke sejumlah daerah dengan omzet jutaan rumah setiap harinya. Tapi tahun ini permintaan pesanan menurun hingga 40 persen.
"Ya, ada penurunan memang. Biasanya, orderan dari luar daerah kenceng. Tapi sekarang agak lesu. Konvensian juga ikut lesu," ujar Mutia saat ditemui ROL di Pasar Tanah Abang Blok E, Jumat (26/6).