REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Direktur Studi Pertanian Universitas Padjajaran (Unpad) Ronnie S. Natawidjaja meminta pemerintah berhenti menyebut istilah spekulan dan penimbun sebagai dalang permasalahan pangan dan penyebab kenaikan harga.
“Itu hanya usaha kambing hitam saja, kan harus ada yang disalahkan untuk semua masalah,” kata dia pada Jumat (26/6). Mempersalahkan keberadaan penimbun tanpa dibarengi bukti, lanjut dia, malah akan membentuk stigma bahwa pelaku pasar adalah spekulan yang buruk perilakunya. Padahal, peran mereka strategis dalam peredaran barang pangan selama ini.
Jadi, jika para pelaku pasar selalu dituding, psikologis pasar tidak akan sehat. Bayangkan saja, kata dia, jika pedagang mogok berdagang karena disebut spekulan. Lantas siapa yang bisa menggantikan mereka? Sementara pemerintah punya tangan yang terbatas untuk menggantikannya.
Makanya, ketimbang menyalahkan orang yang tak tampak, lebih baik pemerintah berkaca diri. “Segera perbaiki data-data agar akurat, pantau alur distribusi dan terapkan solusi berdasarkan data rill,” tuturnya.