REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Daerah Istimewa Yogyakarta siap melakukan antisipasi MERS CoV. Di setiap kabupaten ada dua petugas DSO (District Surveillens Officer) yang memasang mata telinga untuk melakukan pemantauan terhadap MERS-CoV. DSO kabupaten/kota ini membuka jaringan dengan petugas surveillens di Puskesmas.
‘’Bila ada jamaah umrah pulang dari Tanah Suci, langsung dipantau dan apabila demam ditangani langsung jangan sampai terlambat. Alhamdulillah, sampai tahun ini belum ada kasus,’’ kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan DIY Daryanto Chadorie pada Republika.
Daryanto menyebutkan, tahun lalu ada lima suspek MERS CoV yang dirawat di RSUP Dr Sardjito dan RSUD Panembahan Senopati Bantul. ''Tiga suspek diantaranya adalah jamaah haji, tetapi negatif semua,'' jelasnya.
Ia menyebutkan, tahun lalu ada lima suspek dari Bantul. ''Sudah memasang telinga dan mata petugas surveilens DSO setiap kabupaten ada dua DSO. DSO kabupaten/kota membuka jaringan dengan Puskesmas. Sehingga kalau ada jamaah umroh dan haji pulang langsung dipantau.
Daryanto menyebutkan, apabila ada orang datang atau tenaga kerja dari Timur Tengah atau Korea sampai di Bandara Adisutjipto benar-benar dilakukan body screening untuk antisipasi terhadap MERS CoV, karena turis yang datang ke Yogyaarta sebagian dari Korea .
‘’Kami minta pintu masuk Bandara harus waspada terhadap orang yang berasal dari negara endemis MERS CoV dan saya pesan dengan teman-teman DSO agar orang yang pulang dari Umroh atau tenaga kerja yang pulang dari Timur Tengah dan Korea harus dipantau . Sampai saat ini belum ada kasus MERS CoV dan suspek pun tidak ada,’’ ungkap dia menerangkan.