Kamis 25 Jun 2015 06:51 WIB

Konsentrasi Menurun Picu Kecelakan Lalu Lintas

Kecelakaan lalu lintas. Ilustrasi
Foto: Antara
Kecelakaan lalu lintas. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar kesehatan dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dr. Eko Suryo mengatakan konsentrasi menurun selama puasa berpotensi sebabkan kecelakaan lalu lintas lebih besar dari sebelumnya.

"Selama puasa, kesalahan pola makan bisa sebabkan konsentrasi mudah menurun berbahaya ketika mengendarai kendaraan," kata Eko melalui diskusi kaitan kesehatan dan kecelakaan kerja di Jakarta, Rabu.

Menurut data dari laman www.carmudi.co.id mencatat telah terjadi 3.815 kasus kecelakaan lalu lintas dalam H-7 hingga H+3 hari raya Idul Fitri di tahun 2014. Dari 3.815 kasus kecelakaan tersebut terdapat korban jiwa sebanyak 490 orang, 797 orang luka parah, dan 2.859 orang mengalami luka ringan.

Angka-angka kecelakaan yang terjadi memang masih tinggi, akan tetapi ternyata terjadi penurunan kasus kecelakaan lalu lintas dan korban jiwa masing-masing menurun sebesar 13,6 persen dan 14,8 persen dibandingkan statistik yang tercatat pada tahun 2013.

Akan tetapi, kasus kecelakaan yang terjadi pada pada bulan Ramadhan tetap saja lebih tinggi 35% secara rata-rata bila dibandingkan dengan minggu-minggu sebelum dan sesudah bulan Ramadhan di tahun 2014.

Oleh karena itu, dr Eko menyarankan untuk mengatur pola makan yang benar selama berpuasa.

"Mengonsumsi karbohidrat secara berlebihan ketika sahur dan berbuka puasa akan menyebabkan kantuk, dan dapat membahayakan diri sendiri ketika berada di jalan raya atau kerja," kata Eko.

Sebagai pengganti karbohidrat, kita dapat menggantinya dengan lebih banyak mengonsumsi makanan yang mengandung protein, vitamin dari buah-buahan segar dan meminum cukup air putih untuk mengurangi kemungkinan dehidrasi.

Nutrisi-nutrisi tersebut lebih dibutuhkan oleh tubuh karena dapat memberikan cadangan energi yang cukup hingga waktu berbuka puasa tanpa menyebabkan kantuk.

"Sangat dianjurkan untuk tetap bisa tidur minimal tujuh jam per hari, kita bisa menggunakan waktu istirahat di siang hari untuk beristirahat sejenak melelapkan mata," katanya.

Waktu tersebut akan cukup menyegarkan mata dan pikiran kita untuk dapat fokus kembali beraktivitas. Bila kita mampu menjaga pola tidur yang cukup dan memperhatikan dengan baik nutrisi yang diperlukan tubuh, maka tubuh kita akan mampu beraktivitas normal meskipun kita sedang berpuasa penuh selama bulan Ramadhan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement