Rabu 24 Jun 2015 17:37 WIB

Belasan Desa di Indramayu Masuk Kategori Rawan Pangan

Rep: Arie Lukhardianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Balita penderita gizi buruk
Foto: M Syakir/Republika
Balita penderita gizi buruk

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Belasan desa di Kabupaten Indramayu masuk kategori rawan pangan. Pemerintah daerah setempat pun diminta lebih peka menghadapi masalah tersebut.

''Ada 15 desa di Kabupaten Indramayu yang masuk kategori rawan pangan,'' ujar Koordinator Kelompok Program Lingkungan Bebas Rawan Pangan Tingkat Kabupaten Indramayu, Heri Hasan, kepada Republika, Rabu (24/6).

Adapun 15 desa itu, yakni Desa Dukuh Jati Kecamatan Krangkeng, Desa Dukuh Tengah Kecamatan Karangampel dan Desa Rambatan Kulon Kecamatan Lohbener. Selain itu, Desa Cantigi Dan Cantigi Kulon Kecamatan Cantigi, Desa Cangkok dan Lajer Kecamatan Tukdana serta Desa Tenajar Lor, Lemah Ayu dan Tenajar Kecamatan Kertasemaya.

Desa lainnya yakni Desa Tegal Girang Kecamatan Bangodua, Desa Nunuk Kecamatan Lelea, Desa Jati Sawit Kecamatan Jatibarang, Desa Arahan Kidul Kecamatan Arahan dan Desa Dermayu Kecamatan Sindang.

Heri menjelaskan, penetapan kategori desa rawan pangan itu bermula dari kepedulian Pemprov Jabar terhadap keberadaan balita kurang gizi di berbagai daerah di Jabar. Untuk desa-desa yang di dalamnya terdapat balita kurang gizi, kemudian dimasukkan dalam kategori desa rawan pangan.

Heri mengungkapkan, guna mengatasi hal itu, Pemprov Jabar kemudian mengadakan program Lingkungan Bebas Rawan Pangan (Limbas Serangan). Untuk Kabupaten Indramayu, pada tahun ini ada 15 desa yang masuk program tersebut. Sedangkan tahun sebelumnya, ada 12 desa yang menjadi sasaran program itu.

Selain balita kurang gizi, program Limbas Serangan juga menyasar ibu hamil, terutama dengan strata ekonomi lemah. Namun untuk tahun ini, sasarannya difokuskan pada balita yang mengalami kekurangan gizi. ''Pemprov Jabar tak ingin di masyarakat ada bayi dan balita yang menderita gizi buruk,'' tegas Heri.

Tak hanya mengatasi kasus kurang gizi, tambah Heri, program Limbas Serangan juga bertujuan mengubah pola pikir masyarakat Jabar agar gemar mengkonsumsi makanan lokal yang beragam dan bergizi seimbang. Hal itu terutama melalui pemanfaatan pekarangan rumah masing-masing untuk tanaman produktif.

Heri menambahkan, ada 15 kelompok masyarakat di Kabupaten Indramayu yang menerima program tersebut. Setiap kelompok, beranggotakan 40 - 45 balita.

Adapun bentuk bantuannya berupa pemberian makanan tambahan (PMT) dan pemberian bantuan bibit untuk optimalisasi pemanfaatan lahan. Adapun anggarannya sebesar Rp 25 juta per kelompok per desa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement