Selasa 23 Jun 2015 19:56 WIB

Pasar Srowulan Terbengkalai

Rep: c97/ Red: Satya Festiani
Pasar tradisional.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pasar Srowulan Purwobinangun, Pakem terbengkalai sebab saat ini kondisi pasar cukup sepi. Hanya ada dua pedagang berusia lanjut yang setia berjualan setiap harinya. Sedangkan empat lainnya hanya membuka lapaknya setiap wage.

Kondisi dan lingkungan pasar pun tidak terawat. Jalan di sekitar pasar banyak yang rusak dan ditumbuhi rumput. Minimnya sarana transportasi menuju tempat tersebut juga menjadi penyebab sepinya pasar. Salah satu warga setempat, Murtini (72) mengatakan kondisi ini sudah terjadi puluhan tahun lalu.

“Kami minta instansi berwenang memperhatikan Pasar Sorowulan agar kembali ramai,” katanya. Ia menyayangkan kondisi Pasar yang tampak terbengkalai sekarang. Selain menjadi jantung perekonomian masyarakat, Pasar Srowulan memiliki nilai sejarah tersendiri sebagai tempat berkumpulnya para pejuang melawan belanda.

Menurut Murtini, sebelumnya pasar tersebut ramai pembeli dan penuh dengan pedagang. Terutama pada Legi, Pon dan Wage. Pedagang yang datang juga berasal dari luar Sleman, seperti Muntilan dan Magelang. “Seiring dengan perkembangan zaman, pasar ini menjadi sepi dan mulai ditinggalkan pedagang,” katanya.

Kepala desa Purwobinanung, Pakem, Heri Suasana mengakui kondisi Pasar Srowulan saat ini. Ia menuturkan, pihaknya sudah melakukan beberapa hal untuk meramaikan kembali pasar tersebut. Di antaranya dengan mengadakan pertunjukkan kesenian tradisional jatilan, memasukkannya ke dalam kunjungan paket desa wisata, dan tempat senam setiap Jumat Wage. Termasuk mengajak para stakeholder yang komitmen terhadap pariwisata.

"Tapi dampak positifnya memang belum terlihat,” ungkap. Heri mengemukakan, Pasar Sorowulan berada di atas Sultan Ground. Karena itu nilainya cukup tinggi sebagai salah satu tempat bersejarah. Meskipun saat ini pasar masih sepi, Heri optimis ke depannya tempat tersebut bisa ramai seperti semula.

Pedagang pasar Sorowulan, Kasiyah (70) mengatakan, awalnya Pasar Srowulan dipenuhi oleh berbagai pedagang. Seperti sembako, pakaian, makanan dan mainan. Ia pun berdagang hanya pasaran Legi, Pon dan Wage. Selain itu Kasiyah berjualan di Pasar Turi. "Ya sekarang paling hanya pedagang bumbu dapur. Itu pun hanya berempat," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement