REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengatakan, saat ini sudah ada tim dari Kemlu untuk memintakan akses konsulat Vietnam memverifikasi status kewarganegaraan delapan orang yang diduga perompak kapal Malaysia yang ditahan di Vietnam.
“Kita ada dua kepentingan, satu adalah untuk memverifikasi (apakah) betul delapan orang itu adalah warga negara Indonesia. Yang kedua, tentunya untuk memberikan pendampingan hukum,” kata Menlu Retno Marsudi seperti dikutip dari laman setkab.go.id pada Selasa (23/6).
Namun, sampai saat ini ia mengaku belum mendapatkan laporan lebih jauh terkait upaya pemerintah tersebut. Menlu juga belum bisa memastikan apakah ke delapan orang tersebut benar-benar perompak kapal berbendera Malaysia, MT Orkim Harmony.
“Sementara menurut pengakuan, iya. Tapi kan kita harus verifikasi. Oleh karena itu, kita minta masuk melalui akses kekonsuleran untuk kita lakukan verifikasi,” kata Menlu.
Sebelumnya, dugaan kedelapan terduga perompak MT Orkim Harmony berkewarganegaraan Indonesia disampaikan aparat keamanan Vietnam lantaran mereka berbahasa Indonesia.
“Delapan pria yang ditahan Vietnam dengan dugaan membajak kapal tanker berbendera Malaysia berbicara dalam bahasa Indonesia dan membawa sejumlah besar uang tunai ketika mereka ditahan,” tulis media pemerintah, VNExpress, Ahad (21/6).
Kedelapan pria tersebut berusia antara 19-61 tahun berbicara dalam bahasa Indonesia dan tidak dapat menjelaskan asal mata uang asing yang mereka bawa serta puluhan telepon.
Kapal MT Orkim Harmony yang membawa 6.000 ton minyak RON95 dilaporkan hilang dekat Tanjung Sedili, lepas pantai Kota Tinggi, Johor, sejak Jumat pekan lalu. Namun pada Rabu (17/6) lalu, kapal tersebut ditemukan di dekat perairan Kamboja.
Saat ditemukan, cat dan nama kapal MT Orkim Harmony telah dimodifikasi menjadi Kim Harmon, dan memiliki 22 anak buah kapal, 16 berkewarganegaraan Malaysia, lima WNI, dan satu Myanmar.
Kedelapan perompak berhasil kabur dari kepungan kapal perang Malaysia yang mengejar mereka dengan menggunakan perahu kecil. Mereka berhasil ditangkap setelah perahunya mengalami kecelakaan di Pulau Tho Chu.
Penangkapan kedelapan WNI terkait perompakan kapal MT Orkim Harmony juga disampaikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Malaysia Tan Sri Abdul Aziz Jaafar melalui akun twitternya.
“Pukul 06.30 hari ini, ditemukan 8 WNI di Pulau Tho Chu di sekoci yang mengaku bahwa kapal mereka tenggelam. Investigasi masih berlangsung,” bunyi kultwit KSAL Malaysia Tan Sri Abdul Aziz Jafaar dalam akun twitternya, Jumat (19/6).
Beberapa saat kemudian, Jafaar kembali mencuit dengan menyertakan foto delapan WNI yang ditangkap tersebut. “8 WNI ditemukan di Pulau Tho Chu tanggal 19 pukul 06.30. Kami masih menunggu konfirmasi dari otoritas terkait,” tulisnya.