Senin 22 Jun 2015 06:21 WIB

Masyarakat Diharap Waspadai Iftar Kandung Bahan Berbahaya

Menu Iftar
Foto: Republika/Yasin Habibi
Menu Iftar

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR  -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Jawa Barat mengimbau masyarakat untuk mewaspadai peredaran makanan berbuka puasa atau iftar yang mengandung bahan kimia berbahaya seperti perwarna tekstil dan pengawet.

"Jadilah konsumsen yang cerdas, perhatian warna makanan yang digunakan, jangan malu untuk bertanya kandungan atau bahan apa saja yang digunakan dalam produk makanan tersebut," kata Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Mangahit Sinaga, di Bogor, Ahad (22/6).

Sinaga mengatakan, produk iftar yang perlu diwaspadai adalah penggunaan bahan pewarna tekstil, zat kimia berbahaya lainnya, pemanis buatan, pengawet, dan es batu yang tidak menggunakan air yang dimasak. "Yang sering ditemukan itu...menggunakan perwarna kimia, pemanis buatan, atau es yang tidak dimasak," katanya.

Ia mengatakan mewaspadai peredaran iftar mengandung bahan kimia berbahaya seperti pewarna dan pengawet Dinas Perindustrian dan Perdagangan telah mempersiapkan tim investigasi bersama Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian sebagai leading sektor pengawasan.

Menurutnya, pengawasan produk makanan berbuka puasa mengandung bahan kimia berbahaya ada di leading sektor Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian, karena perlu dilakukan uji laboratorium.

"Karena...itu cenderung produk pertanian dan menggandung bahan perwarna yang harus memakai laboratorium untuk diuji kandungannya," kata dia.

Ia mengatakan, pihaknya sudah melakukan investigasi bersama-sama di lapangan, apabila ditemukan indikasi penggunaan pewarna tekstil dan pengawet, tim akan turun untuk melakukan pengujian. "Kita langsung melakukan pengujian di tempat, selain itu pengamatan secara kasat mata," katanya.

Selain melakukan pengujian dengan alat tes, juga dilakukan pengamatan secara kasat mata. Seperti untuk es yang tidak menggunakan air yang dimasak terlihat berembut dengan warna putih. Sedangkan es yang menggunakan air yang sudah dimasak, terlihat licin dan bening.

Ia juga mengimbau warga mewaspadai penggunaan pengawet terutama pada produk kolangkaling. Ciri kolangkaling menggunakan pengawet terlihat tidak berlendir, dan tidak kering. Menurut Sinaga, masyarakat dapat mewaspadai diri sendiri saat membeli takjil agar terhindar mengkonsumsi produk yang mengandung bahan berbahaya dengan mengamati sebelum membeli.

"Yang perlu diperhatikan, warna makanan mencolok, dan zat warna tertinggal di tangan pembuatnya. Itu berarti menggunakan pewarna berhaya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement