REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Golkar hasil Munas Jakarta Lamhot Sinaga menyayangkan pernyataan Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali Aburizal 'Ical' Bakri yang mengatakan pilkada tidak penting bagi partai beringin itu.
"Pernyataan Pak Aburizal ini menunjukkan dirinya adalah pemimpin yang tidak mau menaungi kadernya sendiri," kata Lamhot Sinaga, di Jakarta, Jumat (19/6).
Menurut Lamhot, pernyataan Ical tersebut dapat mengganggu Tim Penjaringan Pilkada dari kedua kubu Partai Golkar yang saat ini sedang berunding untuk merumuskan petunjuk teknis kriteria dan mekanisme penjaringan calon kepala daerah.
Dengan pernyataan tersebut, kata Lamhot, maka Ical menunjukkan sikap tidak konsisten terhadap kesepakatan islah yang sudah ditandatangani di rumah Wakil Presiden Jusuf Kalla. Anggota Tim Penjaringan Pilkada dari Partai Golkar hasil Munas Jakarta ini menegaskan, esensi partai politik sebagai pilar demokrasi, salah satu wujudnya adalah mengikuti pemilu, baik pilkada pemilu legislatif, maupun pemilu presiden.
"Pernyataan Pak Aburizal yang mengatakan pilkada tidak penting bagi Partai Golkar, tampaknya hanya memikirkan diri sendiri atau pemilu presiden saja," katanya.
Sebelumnya, Aburizal Bakrie mengatakan, pilkada hanya penting bagi para calon kepala daerah yang akan mengikuti pilkada, tapi tidak untuk Partai Golkar. "Pilkada itu penting untuk calon-calon. Namun bagi Golkar tidak penting. Buat Golkar, pilkada mau diadakan tahun ini atau tahun depan sama saja," kata Ical ketika membuka diskusi tentang "RUU Penjaminan" di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu (17/6).
Menurutnya tidak ada hubungannya persentase kemenangan Partai Golkar pada pilkada dengan persentase mereka saat Pemilu 2014. Kemenangan Partai Golkar sebanyak 59 persen dalam pilkada, kata Ical, tidak ada sangkut pautnya dengan perolehan suara Partai Golkar 14,6 persen pada pemilu legislatif 2014.
Ia menegaskan, yang penting adalah Partai Golkar bisa mengikuti pilkada serentak tahun 2015 sebagai satu kesatuan.