Jumat 19 Jun 2015 11:03 WIB

Domba Jadi Penyemangat Hidup Cepi Penderita Kanker Kulit

Rep: ita nina winarsih/ Red: Agus Yulianto
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, memerlihatkan domba hasil inseminasi buatan (IB) kawinan dari domba jantan asal Garut dengan domba betina dari Purwakarta, Selasa (28/4). (Republika/Ita Nina Winarsih)
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, memerlihatkan domba hasil inseminasi buatan (IB) kawinan dari domba jantan asal Garut dengan domba betina dari Purwakarta, Selasa (28/4). (Republika/Ita Nina Winarsih)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Cepi Wahdan (16 tahun), pemuda asal Kampung Cimahi RT 11/03, Desa Pasirjambu, Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta, Jabar, tetap menjalankan ibadah puasa. Padahal, selama hidupnya, anak keempat dari lima bersaudara ini menderita penyakit kanker kulit. Namun, penyakit yang dicurigai ganas ini, tak membuatnya untuk bermalas-malasan. Apalagi tidak berpuasa.

Cepi menuturkan, penyakit ini dideritanya sejak usia tiga tahun. Saat itu, muncul benjolan menyerupai kutil di mata kirinya. Karena keterbatasan pengetahuan dan biaya, benjolan itu dibiarkan. Hingga akhirnya membesar dan menutupi mata kirinya.

Kemudian, muncul juga bintik-bintik hitam disekujur tubuhnya. Bintik hitam ini, hampir menutupi seluruh wajahnya. Pada usia 12 tahun, Cepi dibawa oleh keluarga dan petugas puskesmas untuk berobat ke RS Cicendo.

Hasilnya, mengejutkan jaringan kanker itu telah merusak mata kiri Cepi. Akhirnya, bola mata pemuda itu harus diangkat. Proses pengangkatan bola mata di lakukan di RSHS Bandung.

Meski hidup dalam kesakitan, tapi tak jadi halangan baginya untuk tetap beribadah dan aktif berkegiatan. Sebab, berpuasa itu sudah jadi ketentuan Allah SWT, dan merupakan kewajiban bagi seluruh muslim di dunia.

"Alhamdulillah, puasa pertama lancar. Saat ini menjalani puasa hari kedua," ujar pemuda berperawakan kurus ini, Jumat (19/6).  

Tak hanya itu, Cepi yang merupakan anak dari pasangan Opa dan Titin ini, sekarang punya aktivitas baru. Yaitu, mengurus tiga domba pemberian dari Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. Jadi, dia bisa mengisi waktu luang dengan menggembalakan ternak tersebut.

Ihwal ternak domba, Cepi mengaku, dia memintanya khusus kepada bupati. Karena, pemuda yang hanya lulus sekolah sampai kelas dua SD ini, mendengar kabar kalau bupati sering memberikan bantuan domba kepada warganya. “Sambil menunggu ajal menjemput, saya ingin berbuat yang positif. Salah satunya, beternak domba,” ujarnya.

Karena itu, Cepi memberanikan diri meminta domba kepada bupati. Awalnya, dia berangkat dari rumah jam 03.00 WIB pagi, untuk menuju kantor bupati. Setibanya di rumah dinas, sekitar jam 07.00 WIB. Tapi, karena tak punya janji, Cepi tidak bisa menemui orang nomor satu di Purwakarta.

Pupus sudah harapan Cepi bertemu langsung bupati. Dia kembali lagi ke rumahnya dengan hati yang hampa. Tetapi, Allah SWT berkata lain. Keinginannya itu, akhirnya terkabulkan.

Awal pekan ini, Bupati Dedi menerima laporan ada anak menderita kanker kulit stadium lanjut, ingin bertemu dengannya. Serta, meminta dua ekor domba. Laporan itu, lalu ditindaklanjutinya. Kamis (18/6) kemarin, bupati beserta rombongan menyambangi pemuda. Bupati, memberi Cepi tiga ekor domba.

Domba, tersebut dibawa bupati langsung ke rumah itu. Tentu saja, kehadiran bupati di kampung yang berbatasan dengan Kabupaten Cianjur ini, mendapat perhatian dari warga. Rumah bilik yang dihuni Cepi, berukuran 4x5 meter penuh sesak dijejali warga yang ingin melihat bupati.

Kini, Cepi tak akan kesepian lagi. Sebab, dia sudah memeroleh domba sesuai keinginannya. Cepi yang memiliki semangat hidup tinggi ini, berjanji akan mengurus dombanya dengan baik. Dia juga, akan terus beribadah sampai maut menjemputnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement