REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pembangunan Waduk Jatigede di Sumedang Jawa Barat segera dirampungkan. Fokus utama adalah penyelesaian masalah pembebasan lahan.
"Pembangunan Waduk Jatigede sejak zaman Bung Karno belum bisa diselesaikan karena masalah pembebasan lahan yang tidak segera diputuskan," kata Jokowi di Kantor Presiden Jakarta, Kamis (18/6).
Kepala Negara menyebutkan penyelesaian Waduk Jatigede akan memberi dampak yang besar sekali kepada kemajuan di wilayah sekitarnya. "Oleh karena itu agar segera diputuskan mengenai pembebasan lahan dan penanganan dampak sosialnya. Semua harus dikalkulasi," katanya.
Tampak hadir dalam rapat yang dimulai sekitar pukul 10.15 WIB itu antara lain Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Mensesneg Pratikno, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Ferry M Baldan, Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, Seskab Andi Widjajanto, Menkeu Bambang Brodjonegoro, Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono dan Gubernur Jabar Ahmad Heriyawan.
Waduk Jatigede merupakan waduk yang sedang dibangun pemerintah di Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Waduk itu dibangun dengan membendung aliran air Sungai Cimanuk di Wilayah Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang.
Selain sebagai sarana irigasi, Waduk Jatigede juga akan difungsikan untuk membangkitkan listrik tenaga air. Air yang terkumpul di waduk itu akan digunakan sebagai cadangan air tawar untuk mengairi areal pertanian di wilayah Kabupaten Majalengka, Indramayu dan Cirebon.
Sementara untuk pembangkit listrik, di waduk itu terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Parakan Kondang. Air waduk akan merendam lahan seluas 147 hektare yang didominasi lahan milik masyarakat. Hingga awam Mei 2015, dari 147 hektare, sebanyak 137 hektare sudah dibebaskan. Sisa lahan 10 hektare akan segera dibebaskan.