Kamis 18 Jun 2015 04:56 WIB

Tiga Tokoh Muhammadiyah Diajukan ke Jokowi Jadi Pahlawan Nasional

Rep: C14/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Jokowi mengenakan seragam Kostrad menemui pimpinan PP Muhammadiyah.
Foto: Setkab
Presiden Jokowi mengenakan seragam Kostrad menemui pimpinan PP Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo telah menyatakan kesediaan untuk hadir sekaligus membuka secara resmi Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-47 di Makassar pada 3 Agustus mendatang. Hal ini disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin, seusai mengunjungi Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/6).

Diterima langsung oleh Presiden di ruang tengah Istana, para pimpinan Muhammadiyah mengundang Presiden ke muktamar tersebut, yang akan bertempat di Lapangan Karebosi, Makassar. "Mengundang untuk membuka Muktamar Muhammadiyah di Makassar, 3 Agustus. Presiden bersedia hadir," ujar Din saat dihubungi Republika,Rabu (17/6).

Dalam kunjungan tersebut, lanjut Din, Presiden juga mendengarkan paparan mengenai wawasan Muhammadiyah, Islam berkemajuan. Sebab, menurut Din, watak Islam Indonesia tidak hanya menjunjung tinggi kedamaian, melainkan juga memperjuangkan keadilan.

"Jadi tidak sekadar damai, rukun, santun, tapi juga harus dinamis dan progresif. Muhammadiyah sudah lama mengamalkan itu. Dari Indonesia untuk dunia," sambung Din.

Selain itu, disampaikan pula tentang tiga tokoh Muhammadiyah yang berjasa bagi Indonesia. Kepada Presiden Jokowi, disarankan bahwa ketiga tokoh bangsa ini agar diberi gelar Pahlawan Nasional. Din menyebut, mereka adalah Prof Abdul Kahar Muzakkir (anggota tim 11 yang merumuskan dasar negara).

Kemudian, Ki Bagus Hadikusumo yang menyelamatkan negara Indonesia di masa-masa awal dari perpecahan ketika ada keberatan terhadap tujuh kata pada Piagam Jakarta. "Ketiga, Kasman Singodimedjo sebagai Ketua Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) pertama. MPR pertama itu," ucap ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut.

Poin selanjutnya, Din menuturkan, ialah terkait komitmen Muhammadiyah terhadap gerakan jihad konstitusi. Yakni, upaya untuk membenahi akar masalah negara Indonesia, yakni korupsi pembuatan regulasi. Kata Din, hal ini seusai dengan harapan Presiden Jokowi sendiri.

"Beliau menyampaikan tentang tantangan berbagai mafia dalam kehidupan negara kita yang tidak mudah untuk kita hadapi. Dan (Presiden) meminta dukungan Muhammadiyah untuk menghadapinya," ucap Din.

Dalam pertemuan itu, Din mengungkapkan, Presiden Jokowi mengenakan seragam militer ketika menyambut rombongan pimpinan Muhammadiyah. "Baru tiba dari TNI, katanya," kata Din seraya tertawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement