Rabu 17 Jun 2015 14:39 WIB

Internet, Dianggap Cara Baru Peredaran Prostitusi

Rep: C15/ Red: Winda Destiana Putri
Sejumlah tersangka jaringan prostitusi dengan sistem online yang berhasil ditahan oleh Polda Metro Jaya.
Foto: Antara
Sejumlah tersangka jaringan prostitusi dengan sistem online yang berhasil ditahan oleh Polda Metro Jaya.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Kecanggihan teknologi dan berkembangnya internet membuat para mucikari memilih media sosial, website dan blog menjadi jalur penjualan perempuan.

Dinilai lebih efektif dan minim risiko para mucikari menjadikan internet sebagai alat untuk memperdagangkan perempuan.

Direktur Reserse Kriminal Khusus, Kombes Pol Mudjiono mengakui saat ini modus penyebaran prostitusi memang semakin variatif. Prostitusi tak hanya bisa ditemui di jalanan dan tempat lokalisasi saja. Sarana internet kadang dipilih para mucikari untuk mempromosikan perempuan binaannya.

"Lebih efisien, minim risiko razia juga makanya mereka memutuskan penjualan melalui internet," ujar Mudjiono saat ditemui Republika di Polda Metro Jaya, Rabu (17/6).

Mudjiono mengatakan mereka kerap memakai jasa media sosial untuk memerkan perempuan. Twitter, Facebook dan Line dipilih sebagai sarana komunikasi personal mereka. Selain efisien, karena bisa langsung memamerkan gambar dan komunikasi langsung jejak melalui media sosial mudah dihilangkan.

Mudjiono memisalkan salah satu mucikari yang memakai sarana Twitter sebagai alat komunikasi. EA pemilik akun Twitter @jktxxxx biasa menjajakan perempuan melalui akun Twitternya. Setelah pelanggan memilih, melalui fitur direct message di Twitter pelanggan langsung berkirim pesan pribadi dengan EA.

Pada direct message itulah, EA dan pelanggan saling bernego harga. Setelah sepakat soal harga dan jenis perempuan, EA akhirnya memberikan nomer rekening kepada pelanggan.

Untuk satu perempuan bertarif Rp 1,5 juta per short time misalnya. Pelanggan diwajibkan mentransfer Rp 500 ribu ke rekening EA. Setelah uang ditransfer, mereka langsung berkomunikasi secara langsung melalui Blackberry Messanger untuk menentukan tempat dan tanggal janjian.

Setelah sepakat, EA langsung membawa perempuan pesanan tersebut ke salah satu hotel yang telah disepakati. Sesampai dihotel EA menyerahkan perempuan pesanan tersebut ke pelanggan.

Uang sisa dari kesepakatan lalu dibayarkan langsung ke perempuan pesanan tadi. Biasanya, jika memang hubungan antar perempuan dan pelanggan terjalin baik, pelanggan bisa langsung bertukar nomor telpon untuk bisa berjanjian di lain waktu.

Mudjiono juga mengatakan, pihaknya memang khusus membedah praktik prostitusi melalui internet ini. Kasus seperti ini masuk dalam kejahatan cyber. Salah satu praktik prostitusi dengan internet ini menurut Mudjiono harus ditekan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement