Selasa 16 Jun 2015 15:45 WIB

Lahan Pertanian di Serang Berkurang Ratusan Hektare

Rep: C81/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pemandangan lahan pertanian di Desa Deudel, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Pemandangan lahan pertanian di Desa Deudel, Tasikmalaya, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG --  Dinas Pertanian Kabupaten Serang mengungkapkan sepanjang 2011 hingga 2014 lahan pertanian di Kabupaten Serang mulai menghilang. Tercatat sebanyak 779 hektare lahan pertanian hilang dan berganti oleh pembangunan industri dan properti.

"Tercatat sebelumnya lahan pertanian di Kabupaten Serang seluas 49.400 hektar. Terhitung sejak 2011 hingga 2014, lahan yang beralih fungsi menjadi bangunan seluas 779 hektare. Paling besar untuk pembangunan industri dan perumahan," kata Kasie Tanaman dan Pangan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Serang, Zaldi Duhani, Selasa (16/6).

Menyusutnya lahan pertanian yang mencapai 779 hektare tersebut akan sangat berpengaruh terhadap ketersediaan pangan hasil pertanian. Maka tak heran jika pemerintah selama ini selalu mengimpor bahan pangan hasil pertanian dari luar negeri.

Bahkan, menteri perdagangan, Rahmat Gobel, berencana akan kembali melakukan impor bawang dan cabai.

Berbagai macam cara dilakukan untuk mengubah lahan pertanian menjadi wilayah industri dan properti. Seperti menguruk lahan pertanian agar sang pemilik tanah mau menjualnya dengan harga murah.

“Salah satu perusahaan mengurug lahan warga tanpa membicarakanya terlebih dahulu, agar harganya turun. Akhirnya mau tidak mau warga harus menjualnya," tegasnya.

Guna mempertahankan ketersediaan lahan pertanian yang memadai untuk ketahanan pangan yang selama ini digemborkan Jokowi-JK, maka harus dibarengi dengan kebijakan yang memadai. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement