Senin 15 Jun 2015 03:26 WIB

Semangat Bertani Dinilai Makin Kendur

Rep: C10/ Red: Yudha Manggala P Putra
  Petani menyiapkan bibit di areal persawahan di Samata Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu (21/2).
Foto: Antara
Petani menyiapkan bibit di areal persawahan di Samata Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Seiring perkembangan zaman, lahan pertanian terus beralih fungsi. Akibatnya lahan pertanian terus menyempit. Menyempitnya lahan pertanian bertolak belakang dengan cita-cita pemerintah dan rakyat, yakni menciptakan negara yang swasembada pangan.

Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Tasikmalaya yang membidangi Ekonomi Keuangan dan Pertanian, Dani Fardian mengatakan, menurunnya hasil produksi pertanian diakibatkan alih fungsi lahan pesawahan menjadi perumahan dan berbagai jenis bangunan lainnya. "Selain itu semangat para petani juga sudah mulai menurun," ujar Dani kepada Republika, Ahad (14/6).

Dani menjelaskan, saat ini profesi menjadi petani seringkali dianggap tidak menjanjikan. Permasalahan tersebut merupakan suatu kendala untuk tercapainya swasembada pangan. Selain itu menurut Dani, sektor pertanian di Kabupaten Tasikmalaya kurang mendapat dukungan dari pemerintah daerah (pemda).

Dani menegaskan, kendati anggaran pemda kurang berpihak kepada sektor pertanian, tapi produktivitas  dan produksi hasil pertanian dituntut harus meningkat. Sementara di sisi lain, harga gabah mau pun beras dari para petani terus ditekan.

Menurut Dani, keberpihakan pemerintah terhadap pertanian jangan hanya ke aspek petaninya, tapi buruh tani pun harus diperhatikan. Petani yang mempunyai lahan dan buruh tani memiliki permasalahan yang berbeda. Buruh tani tidak akan berkuasa pada lahan pertanian yang mereka kelola.

"Jika suatu saat lahan pertanian dijual oleh pemiliknya kepada pemborong, maka para buruh tani tidak bisa bertani lagi," kata Dani. Selain itu, Dani mengatakan, anggaran dari APBD untuk sektor agrobisnis di 2015 hanya enam persen.  

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya. Luas tanam padi sawah pada 2013 sekitar 127.701 hektare, di tahun berikutnya luas tanam turun menjadi 126.932 hektare. Produksi gabah di 2013 mencapai 854.041 ton dan di 2014 turun menjadi 852.021 ton. Turun sekitar 2.020 ton.

Sementara, luas tanam padi ladang dan padi sawah di 2013 totalnya mencapai 133.600 hektare. Kemudian di 2014 luas tanam turun menjadi 131.859 hektare. Produksi dari hasil tanaman padi mencapai 882.651 ton di 2013. Pada tahun 2014 mengalami penurunan produksi menjadi 881.026 ton.

Di 2015 Dinas Pertanian mencatat, luas tanam padi sawah dari januari sampai Mei sekitar 61.808 hektare. Luas lahan yang dipanen sampai Mei 2015 seluas 56.501 hektare. Sampaibulan kelima tahun ini produksi gabah dari padi sawah baru 385.520 ton

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement