Senin 15 Jun 2015 09:30 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Banda Aceh Stabil Pasca Tsunami

Rep: C91/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Salah satu hotel di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh.
Foto: Tripadvisor.com
Salah satu hotel di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski perekonomian di Banda Aceh sempat jatuh pasca bencana tsunami, namun kini telah bangkit kembali. Walikota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal menyatakan, pemerintah mendukung usaha rakyat di Kota Serambi Mekah itu.

Ia menjelaskan, setelah tsunami melanda tak hanya infrastruktur fisik yang hancur, tapi juga mental masyarakatnya. "Waktu itu permasalahannya masyarakat terlalu konsumtif kurang produktif, dan banyak pengangguran, karena banyak NGO yang membantu mereka, sehingga masyarakat merasa nggak butuh dengan pemerintah," jelasnya kepada Republika, saat ditemui dalam Forum Terbuka di Jakarta pekan lalu.

Illiza menyebutkan, salah satu cara membangkitkan perekonomian Banda Aceh dengan mempermudah izin usaha bagi masyarakat. "Urus izin usaha mudah sehari bisa selesai," tambahnya.

Sejumlah program pun digelontorkannya demi meningkatkan produktivitas masyarakat di sana. Illiza mengatakan, sejak 2007 pihaknya terus membangun berbagai infrastruktur yang hancur karena tsunami.

Pada 2004 pertumbuhan ekonomi Banda Aceh berada di posisi 4,81 persen, namun pada 2013 naik menjadi 6,12 persen. Inflasi juga menurun dari 6,97 persen pada 2004 menjadi 6,39 persen di 2013.

Angka kemiskinan sebanyak 8,89 persen pada 2004 menurun hingga 8,03 persen pada 2013. Angka pengangguran juga mengalami penurunan cukup drastis dari 10,10 persen menjadi 8,5 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement