Ahad 14 Jun 2015 16:59 WIB

37,2 Persen Anak Indonesia Bertubuh Pendek

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Angga Indrawan
Bayi
Bayi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Riset kesehatan dasar (riskesdas) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2013 menyebutkan bahwa 37,2 persen dari 90 juta anak Indonesia mengalami kondisi tubuh pendek (stunting). Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Bhakti Pulungan mengatakan, target Millenium Developmet Goals (MDGs) akan segera berakhir tahun ini. Tetapi Indonesia masih mendapat rapor jelek untuk urusan tersebut.

"Akhirnya kita melihat teori Professor David JP Barker yang menyatakan bahwa semua itu dimulai dari awal kehidupan (early life),” katanya kepada Republika di sela-sela pencanangan Gerakan Duta 1.000 Hari Pertama Kehidupan dan Hari ulang Tahun IDAI ke-61, di Jakarta, Ahad (14/6).

Kemudian dari early life ini pihaknya bersama pemangku kepentingan terkait mengambil periode usia emas anak yaitu sejak ada dalam kandungan sampai umur dua tahun. Periode ini menentukan tubuh dan perkembangan anak. Untuk itu, dibutuhkan gizi yang cukup selama kehamilan dan asi eksklusif. 

Tentunya, kata dia, pemantauan juga harus terus dilakukan. Untuk menyukseskan gerakan 1.000 hari pertama kehidupan, pihaknya bekerja sama dengan stake holder terkait melatih duta yaitu bidan. Pelatihan dilakukan dengan menggunakan modul. Kemudian bidan yang telah terlatih itulah yang kemudian mengedukasi masyarakat atau ibu-ibu hamil atau yang memiliki anak balita. 

Ibu-ibu dan keluarga ini, kata dia, harus tahu bahwa gizi dia harus baik, termasuk pemberian imunisasi. Perlunya air susu eksklusif (ASI) 1.000 hari pertama. Saat ini, kata dia, angka kelahiran bayi sekitar 5 juta per tahun. 

“Kalau kita bisa melatih 1.000 kader untuk satu juta bayi dengan bantuan publikasi media dan sosialisasi maka ini bisa menurunkan angka bayi stunting. Nantinya bidan yang dilatih bertahap,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement