Sabtu 13 Jun 2015 19:08 WIB

Komnas Perempuan Apresiasi WCC di Pesantren

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Djibril Muhammad
Pesantren
Foto: Arief Priyoko/Antara
Pesantren

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) mengapresiasi peran sejumlah pesantren yang mempunyai Women's Crisis Centre (WCC).

"Karena berdasarkan pengalaman saya, WCC di pesantren seperti di Jawa Barat, Cirebon, Jatim (Jawa Timur). Bagaimana mereka memainkan peran baik terhadap korban perempuan," kata Ketua Gugus Kerja Perempuan dalam Konstitusi dan Hukum Nasional dari Komnas Perempuan, Khairorah Ali saat berkunjung ke Kota Padang, Sabtu (13/6).

Menurut wanita yang akrab disapa Riri ini, hal tersebut membuktikan, peran ormas agama penting dalam upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Para korban, ujar dia, merasa nyaman menceritakan masalahnya terhadap ibu nyai.

Sebab, korban kekerasan merasa rahasianya akan terjaga. Selain itu, para korban juga mendapat nasihat, menenangkan diri, dan sebagainya. Bahkan, penanganan yang diberikan terhadap korban kekerasan beragam, sesuai dengan masalah dan kondisi sang korban.

"Tak hanya terjadi di komunitas Muslim saja tapi juga agama lain. Saya dengar, tokoh agama lebih dipercaya jadi pihak untuk mengadu," ungkap Riri.

Ia mengatakan, Komnas Perempuan berharap tokoh-tokoh di pesantren tidak hanya menjadi pendengar. Namun, juga memberikan dan melakukan pemulihan untuk korban kekerasan.

Dikatakannya, salah satu pondok pesantren di Jawa Barat yang mempunyai WCC, bahkan telah bekerjasama dengan negara seperti Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A), sejumlah rumah sakit (RS), pemerintah daerah (Pemda), kepolisian. "Agama itu punya posisi yang penting ditengah masyarakat," ujarnya.

Ia menambahkan, dewasa ini sudah banyak sekali dari instituai keagamaan yang tidak hanya berbicara soal kekerasan terhadap perempuan. Namun, juga bagaimana upaya-upaya yang mereka lakukan untuk penanganan dan pemulihan terhadap korban.

"Sekali lagi (kekerasan terhadap perempuan) ini, masalah kemanusiaan. Kekerasan terhadap perempuan masalah masyarakat, sosial, di mana peran tokoh agama sangat penting," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement