Jumat 12 Jun 2015 22:25 WIB

Wapres Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Meningkat

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Angga Indrawan
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kanan) memimpin jalannya rapat terbatas kabinet di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (20/5).
Foto: Antara/Andika Wahyu
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kanan) memimpin jalannya rapat terbatas kabinet di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla optimistis harga komoditas dunia perlahan akan semakin naik dalam tiga tahun ke depan. Sehingga, kata dia, pertumbuhan ekonomi regional pun dapat meningkat. 

"Nanti kan dibikin jalan pelabuhan lagi, tidak berarti langsung selesai kan 1,2-3 tahun. Oleh karena itu, saya berharap harga komoditas sudah naik, masa turun terus," kata Kalla di kantor Wapres, Jakarta, Jumat (12/6).

Hal ini menanggapi pernyataan Bank Dunia yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi negara berkembang pada 2015. "Itu kan Bank Dunia, berarti rata-rata. Ada yang lebih tinggi ada yang lebih rendah. Kita harap lebih tinggi dari itu," lanjutnya.

Kalla mengatakan, pemerintah akan memacu pertumbuhan ekonomi melalui percepatan pembangunan infrastruktur. Meskipun nantinya pembangunan infrastruktur dapat mempengaruhi peningkatan impor, namun ia yakin pertumbuhan infrastruktur tersebut nantinya juga dapat mempengaruhi peningkatan ekspor dalam beberapa tahun ke depan.. 

"Ya tapi nanti kalau banyak impornya, begitu selesai, ekspornya juga banyak," tambah JK.

Sebelumnya, Bank Dunia kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 menjadi 4,7 persen. Pada Januari lalu, Bank Dunia juga sempat memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh hingga 5,2 persen tahun ini.

Proyeksi untuk perekonomian Indonesia di 2016 pun turut dipangkas menjadi 5,2 persen. Padahal sebelumnya diperkirakan mencapai 5,6 persen. Pada Juni 2014, Bank Dunia juga pernah memperkirakan perekonomian Indonesia dapat tumbuh 5,6 persen pada 2015. Sayangnya bukan menaikkan Bank Dunia justru terus menurunkan perkiraannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement