Sabtu 13 Jun 2015 07:11 WIB

Diresmikan, Asosiasi Dosen Ilmu Politik Indonesia

Rep: C14/ Red: Indira Rezkisari
Pakar ilmu politik Chusnul Mar'iyah.
Foto: Republika/Agung S
Pakar ilmu politik Chusnul Mar'iyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Dosen Ilmu Politik Indonesia (ADIPI) resmi didirikan. Acara peresmian ADIPI berlangsung di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dan dihadiri oleh antara lain pengamat politik UI Chusnul Mar'iyah dan Ketua MPR Zulkifli Hasan. Perhimpunan ini sendiri diinisiasi oleh CEPP FISIP Universitas Indonesia.

Kemarin (12/6), Chusnul Mar'iyah sebagai ketua CEPP FISIP UI mengatakan, ADIPI berfungsi menjadi wadah berkumpulnya pemikiran politik para dosen Ilmu Politik di Indonesia. Keanggotaannya sendiri tidak tertutup pada dosen departemen FISIP, melainkan juga dosen-dosen yang mengajar pada departemen atau fakultas lain, selama berkaitan dengan persoalan politik.

"Mengumpulkan pemikiran-pemikiran kita. Kemudian, bisa mengimplementasikan pemikiran kita di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Chusnul Mar'iyah.

Dengan adanya ADIPI, diharapkan para dosen Ilmu Politik bisa menggiatkan riset keilmuan secara kolaboratif. Menurut Chusnul, riset ini penting antara lain untuk menunjang karier para dosen itu sendiri.

Di samping itu, lanjut dia, ADIPI akan mendorong para dosen Ilmu Politik di Indonesia untuk bisa menyumbang teori-teori baru bagi konstelasi ilmu politik secara global. "Hal-hal seperti itu yang bisa kita kembangkan dan itu diwadahi Asosiasi Dosen Ilmu Politik Indonesia (ADIPI)," tutup dia.

Terpisah, Ketua MPR Zulkifli Hasan menyambut baik berdirinya ADIPI. Politisi PAN ini menilai, asosiasi profesi tersebut bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kehidupan berdemokrasi di Indonesia.

"Kita berharap ini bisa menjadi mitra MPR untuk melaksanakan dan juga sekaligus melakukan kajian bagaimana demokrasi kita yang pas," kata Zulkifli Hasan.

Peresmian ADIPI juga dilanjutkan dengan acara diskusi kebangsaan bertemakan mempersiapkan 100 tahun Indonesia merdeka.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement